Internasional

Penting Bagi Dunia, Semua Harus Bantu India Atasi Covid-19!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 April 2021 14:17
Warga mengantre untuk mendapatkan vaksin COVID-19 di Mumbai, India, Senin, 26 April 2021. (AP / Rafiq Maqbool)
Foto: Warga mengantre untuk mendapatkan vaksin COVID-19 di Mumbai, India, Senin, 26 April 2021. (AP / Rafiq Maqbool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri India Narendra Modi tentunya pusing bukan kepalang menghadapi situasi wabah Covid-19 di negaranya yang semakin tak terkendali. India sekarang sedang membutuhkan uluran tangan dari dunia karena kewalahan menghadapi pandemi yang membuat banyak kebutuhan esensial langka. 

Total kasus kumulatif infeksi Covid-19 di India tembus angka 18 juta orang. Seminggu terakhir rata-rata kasus infeksi harian dalam kurun waktu satu minggu (7-day moving average) tercatat hampir mencapai 350 ribu. Angka kasus infeksi harian naik 32% dibanding minggu sebelumnya. 

Bukan hanya laju infeksinya yang meningkat, angka kematian juga terus bertambah. Korban jiwa akibat pagebluk ini tembus angka 200 ribu orang kemarin.

Parahnya lagi, rata-rata laporan kematian akibat Covid-19 per harinya di India masih di angka 1.648. Minggu ini angkanya naik 75% menjadi rata-rata 2.882 per hari. 

Serangan gelombang kedua Covid-19 di India membuat rumah sakit dipenuhi oleh pasien Covid-19. Sementara itu pasokan medis penunjang perawatan semakin menipis. Sebut saja oksigen hingga alat pelindung diri (APD) disebut semakin langka. 

Kebutuhan untuk tes juga semakin meningkat, begitu juga dengan obatnya. Salah satu obat yang digunakan untuk menangani Covid-19 adalah Remdesivir. The Economist melaporkan bahwa saking dibutuhkannya obat ini harganya di pasar gelap melambung tinggi dari US$ 12 menjadi US$ 600. 

Kalau dilihat secara angka saja maka India termasuk yang sudah banyak menyuntikkan vaksin ke masyarakatnya. Tercatat setidaknya ada 109 juta warga India yang sudah mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19. 

Namun untuk negara yang ukuran populasinya mencapai 1,4 miliar jiwa tersebut, tingkat vaksinasi masih sangat rendah karena di bawah 10%. Di saat yang sama mutan baru virus Corona (SARS-CoV-2) terus muncul dan dilaporkan lebih menular. 

Untuk menekan laju penularan dan semakin meluasnya pandemi, karantina wilayah atau yang lebih beken disebut lockdown kembali diterapkan. Perekonomian India terancam kembali jatuh setelah mengalami kontraksi 8% tahun lalu. 

Halaman 2>>

Apabila kurva epidemiologi India tak segera melengkung ke bawah, impian India untuk tumbuh 11% tahun ini seperti yang diramalkan Asian Development Bank (ADB) hanya akan menjadi mimpi belaka.

Sebagai perekonomian terbesar kelima di dunia dan menyumbang 3,3% dari total output global, resesi berkelanjutan di India tentu saja akan membawa dampak bagi perekonomian dunia.

Peran Negeri Bollywood di percaturan dunia tak bisa dianggap remeh. India menjadi importir terbesar minyak nabati terutama minyak sawit mentah yang dipasok oleh Indonesia dan Malaysia.

India juga masuk ke dalam jajaran top importir energi seperti batu bara dan minyak mentah di dunia. Maklum populasinya yang besar menjadikan India menjadi salah satu pasar yang besar. 

Kasus infeksi Covid-19 yang semakin menggila juga membuat banyak negara melarang kunjungan ke India maupun melarang masuk turis dari India. Tentu saja ini akan berdampak buruk bagi industri maskapai dan pariwisata yang selama ini sudah sangat tertekan. 

Walaupun masih tergolong ke dalam kategori negara emerging market, posisi India dalam hal manufaktur terutama produk-produk kesehatan bagi dunia termasuk besar. 

Umma S Khambamphati seorang Profesor Ekonomi di University of Readings, dalam sebuah tulisannya menyebutkan bahwa industri farmasi di India adalah yang terbesar ketiga di dunia dalam hal volume dan ke-11 terbesar dalam hal nilai ekonominya.

India menyumbang 3,5% dari total obat dan obat yang diekspor secara global dan sekitar 20% dari ekspor obat generik global. Jika ada kendala ekspor maka akan ada berbagai konsekuensi untuk perawatan kesehatan di seluruh dunia, yang akan kembali berpengaruh pada pertumbuhan global.

Lebih penting lagi, saat ini India juga memproduksi 70% vaksin dunia. Serum Institute of India (SII) telah diberi hak untuk memproduksi vaksin AstraZeneca untuk 64 negara berpenghasilan rendah dalam program Covax WHO, serta 5 juta dosis yang ditujukan untuk Inggris.

Krisis di India telah berarti bahwa ekspor vaksin ini dalam ancaman dan membuat banyak negara rentan terhadap gelombang baru virus sehingga angan-angan untuk ekonomi kembali bangkit menjadi semakin sulit tercapai

Jika India tidak dapat menyediakan pasokan vaksin ke seluruh dunia, maka dunia bisa dihadapkan pada risiko ke bawah yang besar akibat harus berulang kali mengunci perekonomiannya. 

Tidak hanya soal vaksin saja, India juga memasok tenaga kerjanya untuk perekonomian barat seperti Eropa dan Inggris. Banyak tenaga kerja India yang bekerja di sektor kesehatan dan keuangan di negara-negara barat. Ledakan kasus Covid-19 di India sekarang juga menjadi ancaman besar terhadap ketersediaan tenaga kerja bagi dunia. 

Peran India memang sangat signifikan. Untuk itu dunia perlu membantu India untuk segera keluar dari krisis kesehatan abad ini. 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular