Internasional

China Bakal Beli Raksasa Minyak Arab 'Saudi Aramco'

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
29 April 2021 12:50
FILE PHOTO: Logo of Saudi Aramco is seen at the 20th Middle East Oil & Gas Show and Conference (MOES 2017) in Manama, Bahrain, March 7, 2017. REUTERS/Hamad I Mohammed/File Photo
Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor utama China kini sedang dalam pembicaraan untuk membeli saham perusahaan raksasa minyak Arab Saudi, Saudi Aramco. Kabar ini muncul saat Aramco bersiap untuk menjual bagian lain dari bisnisnya kepada investor internasional.

Ini diungkap dua sumber pada Rabu (28/4/2021). Dana kekayaan kedaulatan China Investment Corporation (CIC) termasuk di antara investor internasional yang dapat berinvestasi di Aramco.

Satu sumber mengatakan Aramco sedang melakukan pembicaraan dengan CIC, serta perusahaan minyak nasional China. Sementara sumber kedua mengatakan Aramco telah berhubungan dengan investor China selama beberapa tahun dan CIC adalah investor yang paling memungkinkan berinvestasi.

Namun pihak CIC tidak buka suara soal kabar ini. Tak satupun dari perusahaan China lainnya dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

"Kerajaan itu memang memiliki hubungan dekat dengan China," kata sumber ketiga, yang dekat dengan Aramco.

"Pemegang saham utama akan memutuskan apa yang harus dilakukan dengan saham mereka."

Dilansir dari CNBC International, Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, mempertahankan posisinya sebagai pemasok minyak mentah terbesar di China selama tujuh bulan berturut-turut pada Maret.

Sumber lain mengatakan sebelum pandemi Covid-19, Aramco telah melakukan tur keliling China mencari investor, berbicara dengan semua investor negara besar dengan uang dari luar negeri, tetapi hanya sedikit yang tertarik. CIC dan China Silk Road Fund juga termasuk di antara perusahaan yang mereka dekati.

Sebelumnya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada Selasa (27/4/2021) mengatakan Arab Saudi sedang dalam diskusi untuk menjual 1% dari Aramco ke perusahaan energi global terkemuka. Termasuk dapat menjual saham lebih lanjut kepada investor internasional dalam satu atau dua tahun ke depan.

Kepemilikan 1% akan setara dengan US$ 19 miliar atau Rp 274 triliun (asumsi Rp 14.400/US$) berdasarkan kapitalisasi pasar Aramco saat ini.

"Sekarang ada pembicaraan untuk akuisisi 1% saham oleh perusahaan energi global terkemuka dalam kesepakatan penting yang akan meningkatkan penjualan Aramco di ... negara besar," kata Pangeran Mohammed, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Ada pembicaraan dengan perusahaan lain untuk kepemilikan yang berbeda, dan sebagian dari saham Aramco dapat ditransfer ke Dana Investasi Publik (Saudi) dan sebagian terdaftar ... di bursa Saudi."

Pangeran Mohammed juga mengatakan bahwa Riyadh memperkuat hubungannya dengan China, India, dan Rusia. Amerika Serikat (AS) tetap menjadi mitra strategis meski Paman Sam memiliki beberapa perbedaan di mana Presiden Joe Biden yang mengambil sikap lebih keras terhadap Arab Saudi.

"China mengatakan Arab Saudi adalah mitra strategis, India mengatakan Arab Saudi adalah mitra strategis dan Rusia juga mengatakan Arab Saudi adalah mitra strategis," katanya.

Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia, terdaftar di bursa Saudi pada akhir 2019 dan mengumpulkan US$ 25,6 miliar dalam IPO. Perusahaan kemudian menjual lebih banyak saham di bawah "opsi greenshoe" untuk meningkatkan total menjadi US$ 29,4 miliar.

IPO Aramco 2019 dipandang sebagai pilar program diversifikasi ekonomi yang bertujuan menarik investasi asing.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saudi Aramco Dirudal, Harga Minyak Meroket

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular