BlackRock Tarik CEO Saudi Aramco, Yahudi Mau Kendalikan Arab?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
19 July 2023 18:45
Blackrock
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Amin Nasser, CEO Saudi Aramco, ditunjuk untuk menjadi bagian dari jajaran direksi (Board of Directors) dari grup manajer investasi terbesar di dunia, BlackRock. Melansir CNBCInternational, penunjukan ini merupakan cerminan langkah dari sikap BlackRock untuk dapat berperan dalam penekanan strategi jangka panjang.

Sebagai informasi, BlackRock merupakan perusahaan manajer investasi dengan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) US$ 8 triliun atau setara Rp 120 ribu triliun (1US$= Rp15.000/US$) pada akhir 2022.

Larry Fink sebagai CEO BlackRock memandang bahwa karir Amin di Saudi Aramco menunjukkan adanya perspektif unik yang akan membantu kepentingan firma maupun klien. Pimpinan BlackRock ini yang merupakan seorang Yahudi memandang pengalaman Nasser di Saudi Aramco telah cukup panjang, mengingat telah menduduki posisi direksi sejak 2015.

Kemampuan Nasser terlihat dari keberaniannya dalam mencatatkan Saudi Aramco ke pasar (Initial Public Offering/IPO) pada tahun 2019. Tidak hanya itu, Nasser juga telah menyatakan komitmen Aramco pada lingkungan dengan merencanakan emisi nol pada 2050.

BlackRock memiliki ambisi yang selaras untuk dapat menjadi industri keuangan yang memperhatikan lingkungan, sosial, dan pedoman industri. Kendati demikian, BlackRock yang memiliki indeks "berkelanjutan" mendapat kecaman dari partai Demokrat dan Republik terkait investasi pada perusahaan berbasis bahan bakar fosil.

Fink sebelumnya mengatakan bahwa manajer aset seperti BlackRock bukanlah "polisi lingkungan", tetapi merupakan kewajiban fidusia perusahaan untuk memberi investor akses informasi terbaik dan terlengkap untuk membuat keputusan investasi keuangan mereka, dan itu termasuk data iklim.

"Seperti yang telah saya katakan secara konsisten selama bertahun-tahun sekarang, adalah tugas pemerintah untuk membuat kebijakan dan memberlakukan undang-undang, dan bukan untuk perusahaan, termasuk manajer aset, menjadi polisi lingkungan," tulis Fink dalam surat tahunannya.

Salah satu dana yang diperdagangkan di bursa ESG Blackrock yang populer, iShares ESG Aware MSCI USA ETF, memiliki hampir $15 miliar aset yang dikelola.

Siapakah BlackRock?

BlackRock merupakan sebuah firma keuangan di Amerika Serikat yang telah bertumbuh pesat menjadi manajer investasi terbesar di dunia dan terpercaya untuk mengelola dana. Besarnya dana kelolaan BlackRock (Rp 120 ribu triliun) setara dengan 10 kali lipat lebih kekayaan Indonesia per 2020.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan mencatat, nilai aset negara mencapai Rp 11.098,6 triliun pada 2020.

Sebagai manajer investasi, kekuatan finansial BlackRock dapat digunakan dalam berinvestasi pada aset keuangan besar di berbagai perusahaan di dunia. Besarnya kekuatan BlackRock memiliki konsekuensi yang besar yang dipertanyakan yaitu terkait kekuatannya dalam mengatur banyak hal yang terjadi di dunia.

Menurut wawancara Investigate Europe pada berbagai pihak menyatakan bahwa peran BlackRock mengaburkan batas antara pihak swasta, pemerintah, dan regulator. Hal ini menjadi potensi keuntungan sepihak dari BlackRock.

Besarnya kekuatan BlackRock berpotensi mengancam bisnis dari Saudi Aramco, mengingat langkah-langkahnya dalam memengaruhi perusahaan minyak terbesar dunia ini. 'Trik' BlackRock dalam memberi jabatan dari pimpinan Saudi Aramco akan menjadi kesempatan untuk BlackRock dapat mengatur dari perminyakan dunia.


(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Manajer Aset Rp129.000 T Tunjuk Bos Saudi Aramco Jadi Direksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular