Jokowi: Ekonomi RI hampir Normal, Mei-Juni Sangat Menentukan!

News - Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
29 April 2021 09:35
Pernyataan Presiden RI Joko Widodo terkait KRI Nanggala-042, Istana Kepresidenan Bogor, 25 April 2021. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden) Foto: Pernyataan Presiden RI Joko Widodo terkait KRI Nanggala-042, Istana Kepresidenan Bogor, 25 April 2021. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kondisi dan situasi perekonomian nasional sat ini mulai menuju pada posisi normal. Bukan tidak mungkin, target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah bisa tercapai.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia dalam pertemuan virtual yang digelar secara tertutup di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

"Bulan Maret, April ini sudah kelihatan, ekonomi sudah hampir menuju pada posisi normal," kata Jokowi, Kamis (29/4/2021).

Jokowi meyakini target pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 4,5 hingga 5,5% bisa tercapai. Namun, hal tersebut memang akan sangat tergantung pada aktivitas ekonomi di kuartal kedua tahun ini.

"Itu dimulai sangat tergantung sekali pada pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021. Artinya apa? April, Mei, Juni ini sangat menentukan," katanya.

Jokowi menilai apabila perkembangan kasus Covid-19 bisa ditekan tanpa membuat guncangan terhadap perekonomian, maka target ekonomi tumbuh sampai 7% adalah hal yang mutlak.

"Kalau kita menekan Covid-nya tanpa membuat guncangan di ekonomi, inilah keberhasilan dan target kita kurang lebih 7% harus tercapai. Kalau itu bisa tercapai, Insya Allah kita pada kuartal berikutnya akan lebih memudahkan," jelasnya.

Nada optimisme Jokowi tak lepas dari data-data perekonomian terkini. Geliat industri manufaktur ini mulai bergerak yang tercermin dari Purchasing Managers Index (PMI) yang kini berada di angka 53,2.

Sebagai gambaran, PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. JIka masih berada di bawah 50, maka artinya industriawan belum melakukan ekspansi bisnisnya.

"Sebelum pandemi [PMI] berada di angka 51, sekarang justru sudah di atas kenormalan sebelum pandemi, yakni di angka 53,2. Sebelum pandemi di angka 51," jelasnya.

"Kemudian konsumsi listrik sudah terjadi pertumbuhan. Sudah berada di angka naik yang bisa negatif, negatif, negatif, ini sudah naik kurang lebih 3,3%. Baik itu di industri, di rumah tangga, di pemerintahan, semuanya konsumsinya naik," jelasnya.

Selain itu, Jokowi mulai melihat impor barang modal yang sudah mulai meningkat. Kenaikan impor barang modal mencerminkan industri dalam negeri mulai kembali memulai aktivitas bisnisnya.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) hingga Indeks Penjualan Ritel yang meningkat juga menjadi parameter kepala negara. "Artinya, ada demand di situ, ada permintaan di situ," katanya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kasual, Ini Penampakan Outfit Jokowi Saat Divaksin Kedua


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading