Larangan Mudik Diperpanjang, Ini Sektor yang Berdarah-Darah!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
24 April 2021 03:30
Larangan Mudik Diperpanjang, Terminal Kampung Rambutan Terlihat Sepi Penumpang. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Larangan Mudik Diperpanjang, Terminal Kampung Rambutan Terlihat Sepi Penumpang. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan larangan mudik 2021 diperluas, dimulai pada Kamis 22 April 2021 hingga 5 Mei 2021. Perluasan ini dalam bentuk pengetatan syarat bepergian menjelang larangan mudik. Kondisi ini makin memperparah bisnis yang selama ini sudah 'berdarah-darah'.

Hal ini berdasarkan addendum (tambahan klausul) Surat Edaran ini adalah mengatur pengetatan persyaratan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) selama H-14 peniadaan mudik (22 April - 5 Mei 2021) dan H+7 peniadaan mudik (18 Mei - 24 Mei 2021). Melalui Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 tentang peniadaan mudik hari raya idul fitri 1442 H.

Untuk itu pada 22 April-5 Mei dan 18 Mei-24 Mei akan diberlakukan masa berlaku surat tanda negatif untuk pelaku perjalanan, baik hasil Antigen atau PCE maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan atau hasil negatif GeNose dari tempat keberangkatan.

Dari larangan mudik saja, banyak bisnis yang terdampak. Berikut beberapa rangkuman sektor yang terdampak paling parah.

Operator Bus Kritis

Ketua Organda Adrianto Djokosoetono, mengatakan imbas larangan mudik memang merugikan. Dalam dua minggu pelarangan itu berpotensi tidak ada income yang masuk untuk operator.

"Angkutan darat salah satu yang terdampak, dan memang belum kembali normal sebelum pandemi. Paling parah angkutan charter pariwisata mendekati nol pendapatanya. AKAP juga ada yang dibawah 10%," kata Adrianto kepada CNBC Indonesia, (19/4/2021).

Dia menjelaskan angkutan pariwisata belum beroperasi, menuju kebangkrutan. Sementara angkutan kota termasuk taksi juga hanya 50% yang beroperasi.

Sehingga banyak pengusaha yang gulung tikar, bahkan sudah harus menyerahkan unit kendaraannya ke perusahaan pembiayaan atau leasing. Masalahnya tidak sanggup lagi membayar cicilan.

"Hari ini, terutama operator tidak dalam trayek atau pariwisata sudah ada beberapa yang sudah menjelang kolaps.Di Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI, sudah banyak yang ditarik unitnya, sudah ada di lelang," Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan kepada CNBC Indonesia, Senin (19/4/21).

Ketika perusahaan bus sudah tidak sanggup lagi membayar kewajibannya pada unit, maka penarikan kendaraan sudah tidak bisa terhindarkan.

"AKAP (antarkota antarprovinsi) juga satu-dua sudah mulai bermasalah sama pembiayaan, eker-ekeran, ini situasi makin nggak nyaman," kata Adnan.

Pariwisata Makin Sepi

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan sektor yang paling terdampak dari pelarangan mudik ini adalah pariwisata, terutama di daerah.

"Pelaku-pelaku usaha di daerah yang biasanya diuntungkan oleh momentum lebaran, misalnya jasa pariwisata, jasa transportasi, hotel, dan sebagainya yang saat ini pun sebetulnya struggling untuk survive," jelas Shinta.

Menurut Shinta akan menciptakan disparitas atau ketimpangan pemulihan ekonomi yang lebih tinggi antar sektor dan antar daerah di Indonesia.

Pasalnya sektor-sektor yang sudah disebutkan sebelumnya, biasanya akan memanfaatkan momentum lebaran dan mudik untuk menciptakan pendapatan. Dengan pelarangan mudik sudah pasti akan kehilangan potensi revenue atau pendapatan.

Oleh karena itu, Shinta memandang kebijakan pelarangan mudik dari pemerintah ini, harus disertai dengan kebijakan counter cyclical atau kebijakan yang sifatnya bisa mendongkrak konsumsi.

Hotel Sekarat

Sektor perhotelan di seluruh Indonesia tengah lesu dihantam pandemi covid-19 yang sudah setahun lebih. Kebijakan larangan mudik juga mengakibatkan okupansi hotel di berbagai daerah makin tertekan. Sebanyak 80-90% kamar hotel di berbagai daerah kosong apalagi memasuki bulan puasa, termasuk di Bali.

"Sekarang okupansi kecil di bulan puasa sekitar 20%. Sumbar hidup dari MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) kegiatan pemerintah dan wisata, dengan penyumbang terbesar dari pemudik," kata Maulana kepada CNBC Indonesia Jumat (16/4/21).

Mal Ikut Kena Dampak

Ketua Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menjelaskan tingkat kunjungan mal juga masih dibawah 50%, walaupun lebih baik dibanding awal 2020 yang hanya 20%. Imbas dari pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat melalui PPKM Mikro.

Walaupun pada momen lebaran ini diprediksi bisa naik 30%-40% tingkat kunjungan mal atau dua kali lipat dari lebaran tahun lalu. Karena adanya larangan mudik sehingga masyarakat perkotaan mengisi hari libur dengan mengunjungi mal.

"Kami memperkirakan naiknya 30 - 40%. Artinya kalau ini tercapai bisa dua kali dari lebaran tahun 2020 lalu," katanya kepada CNBC Indonesia.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada 'Mudik Dilarang Kami Tetap Pulang' Ternyata Ini Sebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular