RI Diserbu Sembako Impor, Swasembada 'Pepesan Kosong'?

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
20 April 2021 05:00
Pekerja beraktivitas di Rumah Produksi Tahu di kawasan Jakarta, Senin (4/1/2021). Produksi tahu di lokasi ini kembali dilanjutkan setelah beberapa hari belakangan mogok akibat naiknya harga kedelai yang mencapai Rp9.200 per kilogram dari harga normal Rp72.00 per kilogram. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja beraktivitas di Rumah Produksi Tahu di kawasan Jakarta, Senin (4/1/2021). Produksi tahu di lokasi ini kembali dilanjutkan setelah beberapa hari belakangan mogok akibat naiknya harga kedelai yang mencapai Rp9.200 per kilogram dari harga normal Rp72.00 per kilogram. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Kedelai

Impor kedelai pada Maret sebanyak 255.296 ton atau naik 16,36% dibandingkan Februari yang tercatat sebanyak 219.401 ton. Kenaikan lebih signifikan yakni 52,27% jika dibandingkan dengan Maret 2020 yang tercatat sebanyak 167.663 ton.

Secara kumulatif (Januari-Maret), impor naik hingga 22,43%. Dari 571.539 ton di kuartal I-2020 menjadi 699.730 ton di kuartal I-2021.

Ada lima negara utama yang menjadi pemasok kedelai ke Indonesia. Dari AS pada Maret tercatat sebanyak 233.779 ton atau naik 58,39% dibandingkan Maret 2020 sebanyak 147.595 ton. Secara kumulatif impor sebanyak 628.630 ton atau naik 25,32% dibandingkan kuartal I-2020 (qtq).

Kemudian ada dari Kanada sebanyak 21.265 ton atau naik 10,14% dibandingkan Maret 2020 sebanyak 19.308 ton. Secara total di kuartal I-2021 impornya 70.204 ton atau naik 3,4% (qtq).

Selanjutnya impor dari Malaysia yang turun 65,17% dari 719 ton di Maret 2020 menjadi 250 ton di Maret 2021. Secara kuartalan juga turun 55,74% dari 1.909 ton menjadi 845 ton.

Sedangkan dari Perancis impor kedelai di Maret ini tercatat nihil dibandingkan bulan Januari lalu yang masih ada impor sebanyak 49 ton.

Terakhir impor kedelai dari Jepang baru dilakukan pada Maret ini dan bulan dan tahun sebelumnya tidak ada. Impor kedelai dari Jepang pada Maret 2020 tercatat sebanyak 511 kilogram.

Jagung

impor jagung pada Maret tercatat sebanyak 142.439 ton dengan nilai US$ 36,44 juta. Kenaikan 528,7% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 22.497 ton.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya kenaikan mencapai 229,6% dari 42.912 ton dengan nilai US$ 9,37 juta. Secara kumulatif, impor jagung sebanyak 379.910 ton atau naik 19,6% dibandingkan kuartal I-2020 sebanyak 317.642 ton.

Ada empat negara pemasok jagung ke Indonesia pada bulan lalu. Namun, yang mendominasi adalah jagung dari Amerika Serikat sebanyak 68.234 ton, naik 9.909% dari Februari yang sebanyak 681 ton.

Kemudian ada juga dari Brasil sebanyak 21.293 ton turun tipis 0,03% dari Februari yang sebanyak 21.300 ton dan naik 3,92% dari Maret 2020 yang sebanyak 20.489 ton. Lalu ada Argentina sebanyak 51.912 ton.

Selanjutnya ada impor tipis dari Singapura yang sebanyak 9 kilogram atau turun 10% dari bulan sebelumnya 10 kilogram. Secara kumulatif impor hanya 20 kilogram dan tahun sebelumnya tidak ada impor jagung dari Singapura.

Bawang Putih

Impor bawang putih pada kuartal I ini sebanyak 53.536,9 ton atau naik 165,23% dari kuartal I-2020 yang tercatat sebanyak 20.184,98 ton.

Pada Maret, impor bawang putih tercatat 5.825,5 ton atau naik tajam 294,21% dibandingkan dengan Februari 2021 yang sebanyak 1.477,7 ton. Sedangkan, dibandingkan Maret 2020, impor bawang putih alami penurunan yang cukup dalam yakni 66,91% yang tercatat sebanyak 17.606,5 ton.

Ada empat negara pemasok utama bawang putih ke Indonesia pada Maret ini. Dari China sebanyak 5.796 ton dengan nilai US$ 6,9 juta, Amerika Serikat sebanyak 25,5 ton dengan nilai US$ 157.330 dan dari India sebanyak 3,8 ton dengan nilai US$ 7.640, serta dari Jerman sebanyak 60 kg dengan nilai US$ 265.

(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular