Bisnis Hotel Makin Sekarat, 80-90% Kamar Hotel di Bali Kosong

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
16 April 2021 18:10
Doc.Nara Hotel
Foto: Doc.Nara Hotel

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor perhotelan di seluruh Indonesia tengah lesu dihantam pandemi covid-19 yang sudah setahun lebih. Kebijakan larangan mudik juga mengakibatkan okupansi hotel di berbagai daerah makin tertekan. Sebanyak 80-90% kamar hotel di berbagai daerah kosong apalagi memasuki bulan puasa, termasuk di Bali.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Barat Maulana Yusran mengungkapkan bahwa okupansi hotel di wilayahnya sudah mendekati titik nadir.

"Sekarang okupansi kecil di bulan puasa sekitar 20%. Sumbar hidup dari MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) kegiatan pemerintah dan wisata, dengan penyumbang terbesar dari pemudik," kata Maulana kepada CNBC Indonesia Jumat (16/4/21).

Namun, saat ini kegiatan pemerintah sudah banyak yang beralih ke digital, mau tidak mau tren tersebut menjadikan okupansi hotel menjadi kian rendah. Saat memasuki bulan Ramadhan di waktu normal pun, kegiatan pemerintah yang masuk dalam kategori MICE memang sedikit, apalagi ditambah pandemi.

"Saat lebaran nggak ada acara Pemerintah sama sekali. Hotel nggak bisa bicara kegiatan Pemerintah terlalu besar lagi. Jadi andalannya di wisata, biasanya di waktu normal segmen ini dari mudik kenaikan okupansi hingga 90%, selama ini ada cuti bersama, kenaikan okupansi minimal 7 hari tinggi. Sekarang kan lain cerita," sebut Maulana.

Daerah pariwisata seperti Bali pun ikut tertekan. Di momen memasuki masa liburan seperti ini biasanya terjadi peningkatan, namun kasus berbeda terjadi di tahun ini.

"Secara umum tingkat hunian kamar hotel masih di bawah 10% (90% kosong). Karena memang internasional border belum dibuka untuk wisman dan memasuki masa bulan Ramadhan," kata Dewan Pembina Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/4/21).

Harapan untuk meningkatkan okupansi bertumpu pada lancarnya vaksinasi. Sayang, pelaksanaannya juga ada keterlambatan. Pasalnya, ada embargo pengiriman vaksin dari negara sumber vaksin ke Indonesia akibat di negara sumber vaksin terjadi peningkatan kasus baru, juga berdampak memperlambat pelaksanaan vaksinasi di Bali karena keterbatasan stok vaksin.

"Antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk divaksin. Hari ini beberapa masyarakat harus diminta datang kembali minggu depan ke fasilitas kesehatan masyarakat karena keterbatasan vaksin. Pelaksanaan vaksinasi di banjar-banjar di Bali sebenarnya menjadi pola yang efisien dalam pelaksanaan vaksinasi di Bali. Memang perlu didukung oleh logistik dan ketersediaan pasokan vaksin," kata Astama.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berdarah-Darah, Hotel di Bali Ada yang Kosong Sampai 90%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular