Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Nyaris Rp 6.200 T!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 April 2021 10:36
Ilustrasii Dollar AS (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) per akhir Februari 2021 adalah US$ 422,6 miliar. Dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.646 seperti kurs tengah BI pada 15 April 2021, ULN Indonesia setara dengan Rp 6.189,39 triliun.

"Posisi ULN Indonesia pada akhir Februari 2021 sebesar US$ 422,6 miliar atau tumbuh 4,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,7% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ULN tersebut didorong oleh ULN Pemerintah dan ULN swasta," sebut keterangan tertulis BI, Jumat (16/4/2021).

Posisi ULN Pemerintah pada Februari 2021, lanjut keterangan BI, tercatat US$ 209,2 miliar. Lebih rendah dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 210,8 miliar.

Secara tahunan, ULN Pemerintah tumbuh 4,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2021 sebesar 2,8% (yoy) seiring dengan upaya penanganan dampak pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 dan akselerasi program vaksinasi serta perlindungan sosial pada kuartal I-2021. Penggunaan ULN Pemerintah diprioritaskan untuk sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,7% dari total ULN Pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2%), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor konstruksi (15,3%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (12,7%). 

"Posisi ULN Pemerintah tersebut relatif aman dan terkendali karena hampir seluruhnya merupakan ULN berjangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN Pemerintah," tambah keterangan BI.

Sementara ULN swasta tetap didominasi oleh ULN jangka panjang. Pertumbuhan ULN swasta tercatat 3,4% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,5% (yoy).

"Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan ULN Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan (PBLK) sebesar 5,9% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 5,1% (yoy), antara lain didorong oleh penerbitan global bond korporasi di sektor pertambangan. Sementara itu, ULN lembaga keuangan terkontraksi 4,9% (yoy), lebih rendah dari kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 6,1% (yoy)," lanjut keterangan BI.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar dengan pangsa mencapai 77,3% dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan. Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada Februari 2021 sebesar 210,5 miliar dolar AS, didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,0% terhadap total ULN swasta.

"ULN Indonesia pada Februari 2021 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 39,7%, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,6%. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 89,0% dari total ULN," tulis keterangan BI.


(aji/aji) Next Article Naik Terus, Utang Luar Negeri RI Sentuh Rp 5.775 T!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular