Internasional

AS-Rusia Panas! Biden 'Bombardir' Sanksi, Usir Diplomat Putin

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
16 April 2021 10:07
Presiden AS Joe Biden (kiri) mengunjungi pusat vaksin COVID-19 di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, di Bethesda, Maryland, AS, Jumat (29/12021). (AP/Alex Brandon)
Foto: lustrasi bendera Rusia - Amerika Serikat. AP/

Berikut sejumlah hal yang memicu sanksi AS:

1. Ada Moskow dalam Pemilu AS

Dewan Intelijen Nasional AS.pada Maret lalu merilis sebuah laporan yang berjudul "Ancaman Asing terhadap Pemilu Federal AS 2020". Dalaml aporan ini, dikabarkan bahwa Rusia mencampuri pemilu AS dengan membantu pemenangan rival yang juga pendahulu Biden, Donald Trump.

Secara khusus, laporan itu mengatakan bahwa Putin "memiliki lingkup kegiatan Adriy Derkach". Ia adalah seorang legislator Ukraina yang memainkan peran penting dalam kegiatan pengaruh pemilu Rusia.

Derkach, yang memiliki hubungan dengan intelijen Rusia, diketahui telah bertemu dengan Rudy Giuliani, pengacara pribadi Presiden AS sebelumnya Donald Trump. Giuliani selama berbulan-bulan mempromosikan tuduhan mendiskreditkan terhadap Biden, dan putranya Hunter Biden.

Lebih lanjut, laporan tersebut mengatakan bahwa badan intelijen Rusia dan orang-orang di Ukraina yang memiliki hubungan menuduh bahwa ada "hubungan korup antara Presiden Biden, keluarganya, dan pejabat AS lainnya dan Ukraina". Dalam sebuah wawancara, Bidan yang ditanyai tentang laporan intelijen itu menjawab dengan mengirimkan sinyal aksi balasan.

"Dia (Putin) akan membayar harganya," kata Biden yang berusia 78 tahun.

2. Biden Sebut Putin "Pembunuh"

Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, Biden secara implisit menuduh Putin sebagai dalang dari percobaan pembunuhan terhadap aktivis Rusia yang merupakan pengkritik keras Kremlin, Alexei Navalny. "Saya yakin," kata presiden asal Delaware itu.

Hal ini membuat Putin meradang. Ia memanggil pulang duta besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) untuk konsultasi dalam menghadapi Biden.

Pemerintah Rusia menekankan bahwa mereka ingin mencegah "kerusakan yang tidak dapat diubah" dalam hubungan. Lebih lanjut, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kepada RIA Novosti bahwa "tanggung jawab atas penurunan lebih lanjut hubungan Rusia-Amerika sepenuhnya ada pada AS".

Sebelumnya pemerintah Jerman mengatakan bahwa pembangkang Rusia berusia 44 tahun itu diracuni oleh agen saraf kimiawi, menggambarkan laporan toksikologi sebagai "bukti tegas." keterlibatan Rusia karena racun itu merupakan jenis dari Novichok yang pernah dikembangkan oleh Uni Soviet.

3. Rusia vs Ukraina

Keputusan Rusia untuk memobilisasi pasukan dan menggelar latihan militer pada hari Rabu (14/4/2021) di wilayah Krimea mendapatkan kekhawatiran besar dari NATO. Kelomnpok itu meminta agar Moskow menghentikan mobilisasi besar-besaran itu.

Insiden ini menyebabkan milisi pro Rusia bentrok dengan tentara Ukraina, yang memang tengah mencoba menjadi bagian dari negara NATO. Ukraina sendiri meminta bantuan Amerika Serikat (AS) dan sekutu untuk menambah sanksi ke Rusia.

Bahkan dikabarkan bahwadua kapal perang AS akan tiba di wilayah Laut Hitam minggu ini.

Lebih lanjut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang mengadakan pembicaraan di Brussel dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjelang konferensi video dari ke-30 sekutu NATO, mengatakan aliansi tersebut akan "membahas tindakan agresif Rusia di dan sekitar Ukraina."

Hingga saat ini, sekutu NATO AS, Uni Eropa, bersama dengan Australia, Inggris dan Kanada juga menjatuhkan sanksi ke delapan individu dan entitas atas pendudukan Rusia di Krimea. Area tersebut awalnya adalah bagian Ukraina namun diduduki Rusia sejak 2011.

"Kami menyerukan kepada Rusia untuk segera menghentikan perilaku destabilisasi, dan untuk menegakkan kewajiban internasionalnya," kata petinggi UE di Brussel.

Halaman 3>>

(sef/sef)
Next Page
Reaksi Putin
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular