Pengusaha Ragu Penerbangan Cepat Pulih, Bisa Ekonomi 7%?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
15 April 2021 14:35
Warga Negara Asing mengantri pembelian tiket pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten, Kamis (30/8). Mengatasi masalah defisit transaksi berjalan pada neraca perdagangan, Menko Luhut membuat 8 butir keputusan di bidang pariwisata bersama dengan beberapa kementerian/lembaga dan Pemda. Solusi di sektor ini merupakan yang paling cepat dan efektif dibandingkan sektor lainnya. Menko Luhut yang menargetkan perolehan devisa negara dari sektor pariwisata sebesar USD 17,6 milyar pada 2019 dan USD 28,5 milyar pada 2024.CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Bandara Soekarno Hatta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor penerbangan menjadi salah satu indikasi dari geliat ekonomi. Namun, sektor ini diramal baru pulih dalam waktu yang panjang.

Di sisi lain, pemerintah menargetkan ekonomi bisa menggeliat sampai 7% pada kuartal II-2021 nanti. Bagaimana pengusaha melihat sektor penerbangan ke depan?

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani meyakini proyeksi kembalinya industri penerbangan masih masuk pada skenario moderat, alias tak terlalu optimistis pulih dalam waktu dekat. Pemulihan 100% untuk domestik baru terjadi pada 2024 dan international 2026.

"Tingkat akurasi prediksi ini bergantung pada vaksinasi, seberapa cepat. Skenario optimistis domestik ini 2022 moderat 2024 dan international flight di 2026. Kalau saya lebih condong ke moderat," kata Hariyadi dalam webinar, Kamis (15/4/2021).

Hariyadi melihat vaksinasi Indonesia masih sedikit, dimana baru sekitar 10 juta orang tervaksin dosis pertama, sedangkan yang sudah tersuntik dua dosis sekitar 5,2 juta. Jumlah ini masih sangat minim jika dibandingkan angka jumlah kebutuhan vaksin 181,5 juta jiwa.

Pemerintah sendiri masih kesusahan mendatangkan pasokan vaksin. Belum lagi ada embargo dari negara yang memproduksi vaksin seperti India yang tidak mau mengekspor vaksin produksinya.

"Vaksin gratis pemerintah untuk masyarakat masih ada kendala kendala, perlu dilihat kesediaan stoknya," kata Hariyadi.

Selain itu vaksin mandiri juga masih belum jelas karena belum terlihat kapan akan dimulai, walaupun sudah ada komitmen vaksin yang datang pada akhir bulan ini.

Buka tutup mobilitas masyarakat juga masih menjadi kendala dan berdampak langsung terhadap jumlah penumpang maskapai. Contohnya seperti larangan mudik dimana maskapai dan operator angkutan darat tidak diperbolehkan beroperasi mengangkut penumpang mudik.

Menurut Hariyadi menanyakan sampai kapan proses buka tutup ini akan terjadi? karena berhubungan juga dengan pemulihan pertumbuhan ekonomi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri menginginkan ekonomi tumbuh 7% pada kuartal II 2021. Target yang terlalu optimis, padahal untuk Januari hingga Maret 2021, ekonomi Indonesia masih kontraksi.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penerbangan Masih 'Berdarah-Darah', Yakin Ekonomi RI Bisa 7%?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular