Keuangan Negara Darurat? Begini Fakta Sebenarnya!

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
06 April 2021 10:19
gedung kemenkeu

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan membantah mengenai kabar burung yang mengatakan saat ini keuangan negara dalam keadaan darurat. Sebab, saat ini keuangan negara masih aman dan bisa membiayai semua belanja Pemerintah bahkan akibat dampak pandemi Covid-19.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menegaskan, berita yang beredar adalah palsu alias hoax. Kondisi keuangan negara baik-baik saja terbukti dari laporan yang disampaikan Kemenkeu setiap bulannya.

"Itu hoax. Keuangan Negara kan tiap bulan disampaikan Menkeu dalam APBN Kita. Itu kondisi real-nya. Dan ada publikasi tiap bulan juga," tegasnya kepada CNBC Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati diketahui memaparkan hasil kinerja APBN setiap bulannya bersama dengan para jajaran. Dalam pemaparan ini, semua aspek fiskal atau keuangan negara dijelaskan secara detail mulai dari penerimaan, belanja hingga pembiayaan utang negara.

Begini kondisi keuangan negara hingga akhir Februari 2021:

Penerimaan Negara

Penerimaan negara terealisasi sebesar Rp 219,2 triliun atau 12,6% target APBN 2021. Realisasi ini tumbuh 0,7% (yoy), lebih baik dari periode yang sama tahun lalu, yang terkontraksi sebesar -0,1% (yoy).

Pendapatan negara ini terdiri dari penerimaan pajak, bea dan cukai serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Penerimaan pajak sampai dengan akhir Februari 2021 mencapai Rp 146,13 triliun atau 11,88% dari target APBN 2021. Dibandingkan tahun lalu terkontraksi 4,84% (yoy).

Penerimaan kepabeanan dan cukai sampai dengan akhir Februari 2021 mencapai Rp 35,62 triliun atau 16,57 % dari target APBN 2021. Dibandingkan tahun sebelumnya, penerimaan ini tumbuh 42,11%.

PNBP, realisasi sampai dengan akhir Februari 2021 mencapai Rp 37,3 triliun atau 12,5% dari target APBN 2021. Realisasi ini terkontraksi sebesar 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Belanja Negara

Belanja Negara sampai dengan 28 Februari 2021 telah terealisasi sebesar Rp 282,7 triliun atau 10,3% dari APBN 2021. Belanja ini tumbuh 1,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Realisasi belanja ini terdiri dari belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 179,7 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp 103,0 triliun.

Belanja Pemerintah Pusat terutama didukung oleh pertumbuhan Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar 15,8% (yoy) akibat peningkatan belanja modal untuk proyek infrastruktur dasar lanjutan tahun 2020 serta infrastruktur konektivitas. Kemudian pertumbuhan belanja barang sebesar 13,5% (yoy) yang digunakan untuk penanganan Covid-19 termasuk pelaksanaan program vaksinasi.

Selanjutnya, belanja non-K/L juga tumbuh sebesar 6,1% (yoy) didorong oleh realisasi subsidi energi. Selain itu, realisasi belanja bansos K/L mencapai 17% pagu APBN 2021.

Halaman Selanjutnya >> Utang Negara

Pembiayaan atau Utang

Realisasi pembiayaan anggaran sampai dengan akhir Februari mencapai Rp 273,02 triliun atau 27,1% dari target APBN 2021. Pembiayaan dipastikan Kemenkeu masih berjalan on track, bersifat antisipatif serta dilaksanakan secara pruden dan terukur dalam mendukung pemulihan ekonomi.

Perkembangan pasar keuangan dan kenaikan tingkat imbal hasil (yield) juga diantisipasi Pemerintah dengan penyesuaian strategi, antara lain penurunan target lelang Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan pergeseran penerbitan SBN valas di semester 1, optimalisasi Saldo Anggaran Lebih (SAL), dan pemanfaatan dukungan Bank Indonesia (BI) sebagai standby buyer yang sangat berperan dalam efisiensi biaya penerbitan utang Pemerintah.

Untuk tahun ini, Pemerintah akan berupaya menjaga agar defisit anggaran maksimal sebesar 5,7% dari PDB. Target defisit ini lebih rendah dari tahun lalu yang melebar lebih dari 6%.

APBN selama ini masih menjadi instrumen yang luar biasa penting dan bekerja luar biasa keras, untuk melindungi rakyat, untuk menangani dan menanggulangi Covid-19, dan memulihkan ekonomi. Ini adalah tiga tujuan yang luar biasa penting dan membuat APBN kita melakukan tugas negara yang sangat penting," tegas Sri mulyani.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular