Internasional

Kedubes China Buka Suara soal Kabar Miring Muslim Xinjiang

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
05 April 2021 16:47
Ilustrasi bendera China. AP/
Foto: Ilustrasi bendera China. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China buka suara mengenai media yang membuat pemberitaan miring mengenai perlakuannya terhadap etnis muslim Uighur di wilayah otonomi Xinjiang.

Dalam lama resmi Kedutaan Besar China di Jakarta, Beijing menyebut bahwa pemberitaan itu merupakan sebuah kebohongan besar yang sangat memprihatinkan.

Beijing menyatakan bahwa selama ini umat muslim Uighur dan masyarakat China lainnya hidup berdampingan tanpa diskriminasi dan juga praktik pelanggaran hak asasi manusia (HAM)

"Xinjiang adalah sebuah daerah otonom Tiongkok, yang sepanjang sejarahnya merupakan tempat di mana beragam etnik, budaya, dan agama selalu hidup berdampingan," tulis pernyataan itu dikutip Senin (5/4/2021).

Namun mereka juga menyatakan bahwa wilayah otonomi itu mengalami resiko separatisme dan terorisme yang cukup tinggi sehingga pemerintah pusat perlu turun tangan dalam menangani hal itu.

Lebih lanjut, mereka menyatakan bahwa pemberitaan itu merupakan sebuah kebohongan yang dibuat pemerintah Barat, utamanya Amerika Serikat (AS) yang ingin menggoyangkan stabilitas di negara itu.

"Pada Agustus 2018, Kolonel Angkatan Darat Lawrence Wilkerson, yang merupakan mantan Kepala Staf Kantor Menteri Luar Negeri AS Colin Powell, secara terang-terangan menyatakan bahwa alasan AS menempatkan tentara di Afghanistan adalah karena ada 20 juta orang Uighur di Xinjiang, " tambah pernyataan itu.

"CIA ingin menggoyahkan stabilitas China, dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menciptakan kekacauan."

Sebelumnya beberapa media Barat memberitakan kabar mengenai perlakuan pemerintah China di Xinjiang. Mereka menganggap bahwa pemerintah China melakukan pelanggaran HAM berat dengan menempatkan warga Muslim Uighur dalam sebuah Kamp.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh, Kanada Sebut China Pelaku Genosida

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular