Internasional

Covid China 'Meledak' Lagi? Xi Jinping Perketat Xinjiang

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
04 October 2021 16:25
FILE - In this Nov. 4, 2017 file photo, Uighur security personnel patrol near the Id Kah Mosque in Kashgar in western China's Xinjiang region. Classified documents, leaked to a consortium of news organizations, lay out the Chinese government's deliberate strategy to lock up ethnic minorities to rewire their thoughts and even the language they speak. (AP Photo/File)
Foto: Personel Keamanan Uighur Berpatroli di Dekat Masjid Id Kah di Kashgar di Wilayah Xinjiang, China Barat pada 4 November 2017 (AP Photo/File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China memutuskan untuk memperketat persyaratan masuk ke wilayah otonomi Xinjiang. Hal ini terjadi setelah negara itu menemukan dua kasus positif Covid-19 di perbatasan wilayah itu dengan Kazakhstan.

Media setempat Xinjiang Daily menyebut bahwa dua kasus itu ditemukan di kota Horgos, yang merupakan pintu masuk China dari Kazakhstan. Akibat hal itu, pejabat setempat mengarantina 192 kontak dekat dan melakukan pengujian besar-besaran.

Sekretaris Komite Daerah Otonomi Uighur Xinjiang Partai Komunis China (CPC),Chen Quanguo, mengatakan bahwa pihaknya meminta agar pemerintah Xinjiang mengambil tindakan khusus yang lebih masif lagi dalam mempelajari penyebaran virus. Ini termasuk mempelajari dari mana virus itu menyebar.

"Pengujian asam nukleat harus segera dilakukan dengan menargetkan kelompok berisiko tinggi," ujarnya dikutip Global Times, Senin (4/10/2021).

"Kami menyerukan penyelidikan epidemiologis yang cepat, pelacakan sumber virus, penyaringan yang akurat, karantina dan pengamatan medis kontak dekat, pengujian dan desinfeksi untuk memotong rute penularan virus."

Selain itu, Chen juga meminta agar melakukan penyaringan yang sangat ketat di beberapa pintu masuk wilayah itu. Termasuk untuk barang-barang yang memasuki China.

"Kami menyerukan pengawasan yang lebih ketat di pelabuhan perbatasan, pengujian asam nukleat barang impor, serta desinfeksi dalam transportasi dan logistik," tambahnya.

Meski Covid-19 pertama kali dilaporkan di wilayahnya, China dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil dalam menangani pandemi Covid-19. Sejauh ini negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu hanya menemukan 96.258 infeksi diiringi 4.636 kematian sejak laporan pertama di kota Wuhan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Maroko Resmi Tolak Masuk Pelacong Asal China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular