Vietnam Jadi Contoh Negara yang Bikin Corona Bertekuk Lutut!

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
02 April 2021 21:20
Infografis, Jurus Rahasia Vietnam Hadapi Corona, Nol Kematian
Foto: Infografis/Jurus Rahasia Vietnam Hadapi Corona, Nol Kematian/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan kasus Covid-19 tercatat di Kementerian Kesehatan Vietnam. Namun berbeda dari negara lainnya, angka kematian hanya sebanyak 35 orang dan ekonomi Vietnam tetap bertumbuh seolah tanpa rintangan gara-gara corona.

Secara geografis, Vietnam merupakan negara yang paling riskan terjangkiti virus yang muncul pertama kali di Wuhan China tersebut. Pasalnya, negara komunis tersebut memiliki perbatasan darat yang membentang sepanjang 1.297 kilometer (km) dengan Negeri Panda.

Hubungan dagang dan bisnis kedua negara pun sangat masif dengan nilai perdagangan yang melonjak mencapai US$ 100 miliar, atau pertama kali dalam sepanjang sejarah Negeri Paman Ho tersebut.

Investasi kedua negara juga semakin besar karena perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China pada tahun 2019 memicu relokasi besar-besaran perusahaan yang beroperasi di China ke Vietnam untuk menghindari tarif tinggi yang diberlakukan Presiden Donald Trump.

Di tengah pandemi, Vietnam mencuri perhatian karena masih mampu membukukan pertumbuhan ekonomi yang bahkan menjadi yang tertinggi di kawasan, yakni sebesar 2,9%, atau mengalahkan China yang tumbuh sebesar 2,3%.

aSumber: IMF

Dalam laporan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) berjudul "Vietnam: Successfully Navigating the Pandemic", Vietnam mendapatkan apresiasi atas kemampuannya mengendalikan pandemi dan ekonomi secara bersamaan.

Lembaga yang dibawahi Bank Dunia tersebut pun memprediksi ekonomi Vietnam bakal tumbuh sebesar 6,5% pada tahun ini. Pandangan tersebut didasarkan pada empat alasan penting, yang layak ditiru oleh negara lain.

Pertama, Vietnam dinilai berhasil menangani pandemi dengan pendekatan yang serius sehingga mampu mencegah krisis kesehatan dan krisis ekonomi. Kebijakan yang diambil di awal-awal pandemi terbukti menyelamatkan negara tersebut.

Kedua, fundamental perekonomian Vietnam juga dinilai kuat setelah pemerintah melakukan kebijakan reformasi ekonomi dengan membuka dirinya kepada pasar internasional, lewat program bertajuk "Doi Moi" yang dijalankan sejak tahun 1986.

Ketiga, kebijakan makro ekonomi Vietnam juga dinilai sangat menopang penurunan yang terjadi di pasar tenaga kerja, melalui berbagai kebijakan seperti insentif pelatihan kerja untuk pengangguran, jaring pengaman sosial, dan subsidi pembukaan lapangan kerja.

Keempat, kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang diambil juga dinilai efektif untuk menjaga kestabilan sistem keuangan di Vietnam, sehingga mencegah risiko sistemik. Pemerintah memberikan dukungan bagi korporasi keuangan untuk mencegah gagal bayar korporasi.

Menurut data Worldometers, Vietnam masuk ke dalam daftar 50 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terendah. Bercokol di posisi 46, kasus Covid-19 di Negeri Komunis tersebut tercatat hanya diderita 2.617 pasien, dan hanya merenggut 35 jiwa.

Sebagai perbandingan, Indonesia yang tak berbatasan langsung dengan China mencatatkan 1,52 juta pasien Covid-19 dengan angka kematian sebanyak 41.054 korban jiwa. Laju infeksi kasus di Tanah Air pun juga lebih tinggi dibandingkan dengan Vietnam.

qSumber: Worldometers

Terakhir, rata-rata hanya ada 14 kasus baru Covid-19 sehari di Vietnam (dalam sepekan terakhir), sedangkan Indonesia mencetak rerata harian sebanyak 5.042 kasus alias masih jauh lebih tinggi.

Namun harus diakui bahwa tren perlandaian kasus baru di Indonesia juga terjadi bersamaan dengan tren perlandaian di Vietnam, yakni mulai Februari 2021, menyusul Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di Tanah Air.

qFoto: Sumber: Worldometers

Bedanya, Vietnam yang berpopulasi 96 juta jiwa per 2019 (menurut data Bank Dunia) atau hanya 37% dari populasi Indonesia tersebut sudah tidak mencetak kematian baru sejak 4 September 2020, atau selama 7 bulan terakhir.

Keberhasilan pengendalian virus corona tersebut merupakan buah kerja keras dalam skala masif yang telah dipertontonkan Vietnam sejak dini. BBC melaporkan sebulan setelah kabar virus Corona strain baru muncul di Wuhan, Vietnam melakukan kebijakan "over-reacting" yang belakangan terbukti efektif.

Kebijakan tersebut di antaranya menutup perbatasan dengan China, melakukan penyisiran (tracing) ketat bagi semua orang yang pernah kontak langsung dengan pasien Covid, dan selanjutnya mewajibkan karantina selama 14 hari untuk mereka yang dicurigai tertular.

Mereka juga sempat memperlakukan karantina wilayah (lockdown) skala kecil. Beberapa di antaranya yang paling fenomenal adalah ketika mereka menutup desa Son Loi dan Ha Loi yang berpenghuni 10.000 orang lebih menyusul temuan kasus di sana dalam skala masif.

Apa yang ditekankan dalam Undang-Undang Karantina Wilayah di Indonesia, dijalankan di Vietnam, yakni karantina wilayah dalam skala kecil, tetapi pemerintah menanggung biaya lockdown tersebut.

Tidak berhenti sampai di sana, mereka juga memperbanyak kamar-kamar gas disinfektan di tempat-tempat umum, sehingga meminimalisir risiko penyebaran virus di ruang publik. Secara bersamaan kampanye skala masif dilakukan untuk memperkuat kesadaran protokol kesehatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dipuji Menang Lawan Corona, Vietnam Keok dengan Delta!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular