Bunda, 14 Provinsi Siap Sekolah Tatap Muka, Ini Rinciannya!

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
27 March 2021 10:44
Suasana pelajar mengikuti upacara hari pertama masuk sekolah di SD Negeri 15 & 16 Klender, Jakarta Timur, Senin (16/7). Memasuki hari pertama sekolah, siswa dan siswi diberi pengenalan sekitar lingkungan sekolah. Mengacu pada peraturan pemerintah Sekolah diwajibkan melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebagai pengganti Masa Orientasi Sekolah (MOS). Tujuan utama MPLS adalah membangun suasana ramah, aman, nyaman dan menyenangkan bagi calon siswa baru. Selain itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud, Muhadjir Effendy menyarankan wali murid atau orangtua siswa untuk mengantar putra-putrinya ke sekolah di hari pertama masuk sekolah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan setidaknya ada 14 provinsi yang siap untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah secara tatap muka. Mereka menyatakan bahwa data mengenai kesiapan sekolah tatap muka ini didapatkan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Awal Januari lalu Kemendikbud menyatakan 14 provinsi siap melaksanakan kegiatan tatap muka," kata Juru bicara Satgas, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers BNPB, Kamis (25/3/2021).

Sebanyak 14 Provinsi yang disebut siap untuk mengadakan KBM tatap muka adalah Jawa Barat, DI Yogyakarta, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung.

Saat ini, Wiku mengaku bahwa pembelajaran tatap muka akan disediakan melalui lima tahapan yang penting.

Pertama yaitu pra kondisi. Dalam tahap awal ini para siswa diberikan kesempatan untuk beradaptasi kembali dengan kebiasaan normal. Di tahap ini, Wiku menekankan peran pemerintah dalam menjamin proses adaptasi berjalan dengan baik untuk pelaksanaan kegiatan sekolah tatap muka.

Tahap kedua adalah Timing. Tahapan ini mengacu pada data-data terkait untuk proses pembukaan sektor pendidikan. "Proses ini mengacu pada data-data epidemiologi, kesiapan institusi pendidikan, dan ketersediaan fasilitas kesehatan," ucapnya.

Ketiga adalah tahapan penentuan prioritas. Menurut Wiku, tahapan ini dilakukan dengan melakukan simulasi pembukaan oleh institusi percontohan terlebih dahulu.

"Sebagai bahan pembelajaran bagi institusi lain untuk dapat diperluas cakupannya secara bertahap," ujarnya.

"Pastikan simulasi dilakukan oleh semua elemen yang mencakup setiap aspek kegiatan belajar, baik dari berangkat sampai dengan pulang ke rumah, karena peluang penularan bisa terjadi di mana saja," lanjutnya.

Keempat ialah tahapan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Ia mencontohkan ini dengan kerjasama antara dinas kesehatan, dinas pendidikan, institusi pendidikan, dan orang tua murid.

"Koordinasi yang baik adalah kunci identifikasi masalah sedini mungkin agar dapat dicarikan solusinya dengan gotong-royong anggota masyarakat maupun pemerintah," jelasnya.

Tahapan terakhir adalah monitoring dan evaluasi pemantauan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi.

"Skenario pengendalian Covid-19 dengan prinsip kebijakan gas dan rem. Setiap pelaporan yang dilaporkan akan menjadi input yang berharga dalam tahapan perluasan sektor pendidikan maupun sektor lainnya," kata Wiku.

"Maka dari itu, faktor transparansi memegang peranan sangat penting dalam tahapan ini," lanjutnya.

Wiku pun mengingatkan kegiatan sekolah tatap muka ini harus dilakukan secara hati-hati.

"Untuk instansi pendidikan yang sudah melakukan pembukaan mohon terus waspada dengan situasi terkini dan bersiap dengan pengetatan kembali jika dilakukan melalui skrining secara berkala," imbaunya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nadiem Soal Kapan Sekolah Dibuka: Harusnya Ditanya ke Pemda!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular