Soal Jual Lithium ke China, Luhut: Kita gak Bodo-bodo Amat!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
25 March 2021 12:18
Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook dengan tema
Foto: Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook dengan tema " Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia 2021". (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dianugerahi cadangan nikel yang besar untuk pengembangan lithium baterai. Baterai yang digunakan untuk mobil listrik masuk ke dalam green product.

Oleh karena itu produk ini akan mendapatkan harga yang premium. Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan dengan potensi yang dimiliki Indonesia kita patut untuk berbangga.

"Kita harus bangga, jangan buruk sangka kita kan gak bodo-bodo amat dibilang jual ke China," kata Luhut dalam CNBC Indonesia Mining Forum dengan Tema "Prospek Industri Minerba 2021", Rabu (24/3/2021).

Luhut mengatakan Indonesia akan memproduksi lithium baterai dengan teknologi terkini. Menurutnya trend kandungan nikel dalam baterai lithium semakin tinggi.

"Kita akan memproduksi lithium baterai dengan teknologi terkini. Tren kadar nikel baterai makin tinggi," jelasnya.

Menurutnya pada tahun 2023 Indonesia akan memproduksi baterai untuk kendaraan listrik dengan teknologi NMC 811. Dengan meningkatkan permintaan pada nikel Luhut sebut Indonesia akan memainkan role yang bagus.

"Indonesia akan memainkan role bagus. Kita harus kompak dalam hal ini," pintanya.

Luhut kembali menyebut rencana produsen mobil listrik Tesla Inc untuk berinvestasi di Indonesia. Menurutnya akan segera didapatkan progress yang baik dari rencana investasi ini.

"Hilirisasi nikel kerjasama pertambangan hingga hilir termasuk dengan Tesla kita ada progress, Saya kira gak terlalu lama kita akan dengar progress baik dengan Tesla," ujar Luhut.

Selain Tesla, beberapa perusahaan internasional telah masuk ke Indonesia dalam rangka pembuatan baterai. Perusahaan tersebut antara lain LG Chem dan CATL. Sementara, beberapa perusahaan telah masuk dalam industri smelter Nikel yang menjadi bahan baku baterai.

"Trend kadar nikel pada baterai semakin tinggi, supply nikel diproyeksikan tidak akan cukup," ujar Luhut.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Minta PeduliLindungi Terintegrasi di Pelabuhan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular