Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 kian masif di wilayah Eropa. Hal ini juga dipicu oleh munculnya varian baru corona yang lebih cepat menular.
Akibatnya beberapa negara di wilayah Eropa kembali memberlakukan kembali aturan penguncian (lockdown). Berikut daftar negara tersebut:
Jerman
Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan bahwa negara yang dipimpinnya itu akan melakukan lockdown kembali pada libur paskah mendatang. Hal ini terjadi karena adanya lonjakan baru infeksi virus corona.
Dikutip AFP, dalam pembicaraan dengan para pejabat negara bagian, Merkel sepakat bahwa hampir semua toko akan tutup selama lima hari dan layanan keagamaan akan dipindahkan secara online. Hanya supermarket yang akan diizinkan buka pada hari Sabtu 3 April.
"Situasinya serius. Jumlah kasus meningkat secara eksponensial dan tempat tidur perawatan intensif terisi lagi," kata Merkel saat dia berusaha untuk membenarkan pembatasan yang lebih ketat setelah 12 jam pembicaraan.
Sebelumnya, negosiasi antara para pemimpin regional 16 negara bagian Jerman dan Merkel macet selama beberapa jam. Ini terkait apakah pemerintah bakal mengizinkan liburan domestik berlangsung selama liburan sekolah Paskah.
Fakta ironis dimunculkan, apalagi jika akses liburan ke luar negeri tidak dibatasi. Tapi akhirnya, para pemimpin setuju untuk mendesak semua warga negara untuk menahan diri dari perjalanan yang tidak penting di dalam negeri dan juga ke luar negeri.
Halaman 2>>
Belgia
Laporan pertemuan darurat pemerintah yang ditetapkan pada Rabu (24/3/2021) mengatakan Belgia juga melakukan lockdown. Perdana Menteri Alexander De Croo akan memimpin pertemuan pejabat nasional dan regional untuk memutuskan aturan untuk mengatasi angka infeksi dan rawat inap yang mengkhawatirkan.
Para pejabat sedang mempertimbangkan untuk menutup sekolah mulai Senin, seminggu sebelum liburan Paskah, dan menutupnya selama tiga minggu, serta memperluas jam malam yang sudah berlaku dan menutup toko-toko yang tidak penting.
Sejauh ini Belgia juga sudah tunduk pada jam malam malam, dekrit bekerja dari rumah dan larangan perjalanan umum ke dalam dan luar negeri.
Prancis
Prancis memang tidak me-lockdown seluruh negeri, melainkan hanya kota Paris dan beberapa wilayah di Utara. Total ada 16 kota yang dikunci selama sebulan dan telah dilakukan sejak akhir pekan lalu.
Pilihan ini dilakukan Presiden Emmanuel Macron setelah tersendatnya peluncuran vaksin dan penyebaran varian baru corona yang lebih menular. Perdana menteri Jean Castex mengatakan Prancis sedang berada dalam gelombang ketiga pandemi, dengan varian corona Inggris mencakup sekitar 75% kasus.
Bangsal perawatan intensif berada di bawah tekanan yang parah, terutama di Paris yang tingkat insiden melebihi 400 infeksi di setiap 100.000 penduduk. "Epidemi semakin parah. Tanggung jawab kami sekarang adalah tidak membiarkannya lepas dari kendali kami, "kata Castex dalam konferensi pers, dilansir dari Reuters.
Tukang cukur, toko pakaian, dan toko furniture harus tutup. Meskipun begitu, toko buku dan toko lain yang menjual barang-barang penting tetap buka.
Sekolah akan tetap buka dan orang akan diizinkan berolahraga di luar ruangan dalam radius 10 km (6,2 mil) dari rumah mereka. Bepergian keluar dari area yang paling parah terkena dampak tidak akan diizinkan tanpa alasan yang kuat.
Halaman 3>>
Sementara itu, di wilayah Eropa lainnya. Sejumlah negara memperketat kembali pembatasan sosial. Berikut di antaranya:
Norwegia
Dalam menekan angka lonjakan kasus, Norwegia mengumumkan beberapa aturan dan larangan pada Selasa (23/3/2021). Negara ini akan melarang sementara penjualan alkohol di bar dan restoran dan menutup fasilitas gym dan kolam renang umum.
Di bawah aturan yang akan berlaku mulai Kamis pagi hingga 12 April, Norwegia juga akan mewajibkan orang yang kembali atau tiba dari luar negeri untuk karantina selama 10 hari di hotel yang ditunjuk.
"Hal terpenting adalah pada Paskah seseorang melakukan perjalanan sesedikit mungkin dan bertemu sesedikit mungkin orang untuk mencegah penyebaran virus," kata Menteri Kesehatan Bent Hoie dalam konferensi pers.
Pemerintah juga telah menerapkan pembatasan yang lebih ketat, seperti membatasi jumlah tamu yang boleh diterima di rumah hanya dua orang. Selain itu juga mengharuskan masyarakat meningkatkan jarak sosial dari satu menjadi dua meter.
Belanda
Perdana Menteri Mark Rutte pada Selasa (23/3/2021) mengatakan Belanda bakal memperpanjang pembatasan virus corona hingga 20 April karena kasus meningkat, tetapi akan mempersingkat jam malam kontroversialnya satu jam.
"Jumlah infeksi telah meningkat lagi dan lebih banyak orang dirawat di rumah sakit lagi. Itu adalah kenyataan yang mengkhawatirkan untuk hari ini dan oleh karena itu kami tidak dapat melepaskan tindakan saat ini," kata Rutte dalam konferensi pers.
"Ada satu perubahan kecil. Masuk akal untuk mengubah jam malam, sekarang kita memasuki waktu musim panas dan ada lebih banyak cahaya," katanya, seraya menambahkan bahwa sekarang akan mulai jam 10 malam, bukan jam 9 malam, dan terus berjalan hingga jam 4.30 pagi.
"Selebihnya semuanya tetap sama."
Kafe, bar dan restoran tetap tutup kecuali untuk takeaway, dengan toko-toko non-esensial ditutup kecuali dengan janji, meskipun sekolah telah dibuka kembali dalam beberapa minggu terakhir.