Blak-blakan Mendag Lutfi, Soal Impor Beras Hingga Siap Resign

Sandi Ferry, CNBC Indonesia
23 March 2021 10:38
Menteri Perdagangan (Mendag), M. lutfi (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Menteri Perdagangan (Mendag), M. lutfi (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjawab kritik dari banyak pihak mengenai keputusannya yang akan mengimpor beras di masa panen raya. Di depan para pimpinan dan anggota Komisi VI DPR RI, dengan tegas ia mengaku siap melepas jabatannya jika keputusannya tersebut salah.

"Saya mesti memikirkan yang tidak terpikirkan, saya mesti ambil keputusan-keputusan yang nggak populer. Saya hadapi. Kalau saya salah saya siap berhenti, nggak ada masalah," ujar Lutfi dengan nada sedikit emosi di gedung Parlemen, Senin (22/3/21).

Lutfi beralasan bahwa kebijakan impor itu karena cadangan beras pemerintah di Perum Bulog saat ini tergolong sangat sedikit dalam menghadapi momen Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Dengan perkiraan CBP beras layak di gudang Bulog sebesar 500 ribu ton, yang belum tentu cukup untuk stabilisasi harga.

"Supaya bapak/ibu tahu, Bulog minggu lalu Rabu atau Kamis, pengadaan untuk gabah petani hanya 85 ribu ton, mestinya mendekati 500 ribu ton hari ini. Jadi penyerapan itu nggak berjalan baik, ini menyebabkan stok Bulog berada di paling rendah dalam sejarah," sebutnya.

Dengan cadangan sebesar itu, Lutfi khawatir harga beras naik akibat permainan spekulan. Namun, Ia juga menyadari bahwa Maret-April ini adalah momen panen raya, sehingga jika stok dalam negeri cukup, maka perjanjian kerja sama atau MoU dengan negara lain dalam hal impor beras bisa jadi batal.

"Contoh sekarang harga cabai. Karena hujan, harga cabai sekarang mendekati Rp90 ribu/kg, siapa yang salah? Saya juga, padahal urusannya harga cabai naik, kenapa kok saya disalahkan juga. Jadi ini tanggung jawab saya, saya bilang, kita nggak usah memperlebar diskusi, saya janji, tidak ada impor ketika panen raya," tegasnya.

Lebih lanjut, Ia juga mengungkapkan bahwa rencana impor beras sudah menjadi opsi sejak tahun lalu.

"Sebelum saya datang (diangkat Menteri) tanggal 23 Desember, sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet, artinya lebih atas dari Rakortas Menko memutuskan Bulog 2021 mesti punya cadangan iron stock salah satunya pengadaan 500 ribu ton bisa dari impor, sebelum saya datang (jadi menteri). Jadi waktu saya datang saya hanya menghitung jumlahnya," sebutnya.

Rencana impor beras memang sudah mendapat persetujuan di tingkat beberapa Kementerian, termasuk Kemenko Bidang Perekonomian dan Kemendag. Meski belum ada realisasi hingga hari ini, namun isu tersebut sudah membuat harga gabah di tingkat petani anjlok. Namun, Lutfi mengklaim ada hal lain yang menjadi penyebab.

"Permasalahannya curah hujan tinggi menyebabkan gabah petani nggak bisa dijual ke Bulog karena basah, ada kekeringan minimum dari Bulog untuk bisa membeli cadangan beras pemerintah. Yang sekarang jadi permasalahan, pengering di tingkat petani tidak ada, jadi harganya begitu dipotong gabah itu mesti digiling. Kalau nggak itu akan busuk," jelasnya


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Alasan Di Balik Seruan Jokowi Untuk Benci Produk Asing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular