Rencana Impor Beras

Pasang Badan Impor, Mendag: Stok Bulog Terendah dalam Sejarah

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
22 March 2021 17:25
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengikuti upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020). Presiden melantik enam menteri untuk menggantikan posisi menteri lama (reshuffle) dan lima wakil menteri, diantaranya Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta M Lutfi sebagai Menteri Perdagangan. (BPMI Setpres/Muchlis Jr)
Foto: Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengikuti upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020). (BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjawab kritik dari banyak pihak mengenai keputusannya yang akan mengimpor beras di masa panen raya. Di depan para pimpinan dan anggota Komisi VI DPR RI, dengan tegas ia mengaku siap melepas jabatannya jika keputusannya tersebut salah.

"Saya mesti memikirkan yang tidak terpikirkan, saya mesti ambil keputusan-keputusan yang nggak populer. Saya hadapi. Kalau saya salah saya siap berhenti, nggak ada masalah," ujar Lutfi dengan nada sedikit emosi di gedung Parlemen, Senin (22/3/21).

Lutfi beralasan bahwa kebijakan impor itu karena cadangan beras pemerintah di Perum Bulog saat ini tergolong sangat sedikit dalam menghadapi momen Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Dengan perkiraan CBP beras layak di gudang Bulog sebesar 500 ribu ton, yang belum tentu cukup untuk stabilisasi harga.

"Supaya bapak/ibu tahu, Bulog minggu lalu Rabu atau Kamis, pengadaan untuk gabah petani hanya 85 ribu ton, mestinya mendekati 500 ribu ton hari ini. Jadi penyerapan itu nggak berjalan baik, ini menyebabkan stok Bulog berada di paling rendah dalam sejarah," sebutnya.

Dengan cadangan sebesar itu, Lutfi khawatir harga beras naik akibat permainan spekulan. Namun, Ia juga menyadari bahwa Maret-April ini adalah momen panen raya, sehingga jika stok dalam negeri cukup, maka perjanjian kerja sama atau MoU dengan negara lain dalam hal impor beras bisa jadi batal.

"Contoh sekarang harga cabai. Karena hujan, harga cabai sekarang mendekati Rp90 ribu/kg, siapa yang salah? Saya juga, padahal urusannya harga cabai naik, kenapa kok saya disalahkan juga. Jadi ini tanggung jawab saya, saya bilang, kita nggak usah perlebar diskusi, saya janji, tidak ada impor ketika panen raya," tegasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Janji Bos Bulog! Beras Bansos Rusak, Bakal Diganti Full

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular