Pandemi Memang Sulit, Sektor Perdagangan Masih Melejit

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
29 December 2021 19:46
Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Rapat Terbatas, Kantor Presiden, 4 Mei 2021.
Foto: Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Rapat Terbatas, Kantor Presiden, 4 Mei 2021.

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang 2022, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan beberapa capaian positif sepanjang tahun. Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, berkesempatan membeberkan beberapa capaian positif di 2021.

Capaian tersebut di antaranya adalah volatility atas barang makanan berada di level yang paling rendah selama, yakni hanya 0,8% sumbangan terhadap inflasi nasional. Menurutnya, secara garis besar, meskipun harga pasar di luar negeri sedang naik turun, namun harga pakan dan pangan di Indonesia terhitung stabil.

"Kami merasa bahwa suplai ditangani dengan baik meskipun pada level demand yang sangat rendah karena terjadinya Covid-19," ujar Lutfi.

Selain itu, Lutfi mengungkapkan, pada neraca perdagangan ekspor dan impor tahun 2021 merupakan salah satu tahun terbaik yang pernah Kemendag alami sepanjang sejarah. Hal ini dibuktikan dengan ekspor nonmigas yang hingga bulan November telah mencapai Rp 209 miliar. Hal ini ia prediksi akan terus naik hingga tembus Rp 230 miliar.

"Yang terpenting adalah bagaimana surplus itu terjadi jadi kalau kita lihat surplus non migas itu Rp 45 miliar dikurang Rp 11 miliar daripada defisit Migas, menyebabkan surplus kira-kira 34-35 miliar dolar. Nilai ini menjadi salah satu yang paling baik sepanjang sejarah," tambah Lutfi.

Menurutnya, komoditas jasa serta komoditas pertambangan menjadi andil yang terpenting bagi perdagangan Indonesia. Ini terlihat dari bulan Januari-November, ekspor batubara nasional hampir mencapai US$ 30 miliar, dan CPO dengan nilai ekspor mencapai US$ 30 miliar.

Selain itu, Lutfi menuturkan tahun ini juga menjadi evolusi industri Indonesia dijual Indonesia. Indonesia yang dulu dianggap sebagai negara penjual barang mentah barang setengah jadi berevolusi dengan masuknya besi elektronik dan mobil ke dalam top 5 ekspor Indonesia selain migas. Adapun 4 barang lainnya selain migas yakni CPO, besi baja, elektronik, dan mobil.

"Ini menunjukkan bahwa Indonesia sekarang berevolusi menjadi mengekspor barang industri berteknologi tinggi. Hal ini kita syukuri, terutama ada beberapa yang sangat penting. yaitu industri besi baja nasional yang growth-nya lebih dari 90% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," tutur Lutfi.

Di sektor baja sendiri, hasil perdagangan ekspor pada Januari hingga November telah mencapai US$ 18 miliar dolar. Lutfi memprediksi bahwa ekspor ini akan naik mencapai US$ 20 miliar dolar atau pertumbuhan lebih dari 95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini pun dapat menghasilkan defisit perdagangan di masa yang akan datang menjadi tertutup dengan tingginya ekspor.

"Kita juga bisa melihat bahwa di sektor mobil atau otomotif itu exported sudah kembali normal seperti pre Covid-19, yaitu sekitar US$ 8,2 miliar. Artinya sudah sehat kembali industri kita," pungkas Lutfi.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendag Lutfi Tegaskan Tak akan Nyerah Lawan Mafia Pangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular