Tingkatkan Cadangan Migas di RI, BP Tambah Investasi Rp 58 T

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
22 March 2021 11:50
The logo of BP is seen at a petrol station in Kloten, Switzerland October 3, 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo/File Photo
Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann

Jakarta, CNBC Indonesia - BP Indonesia, operator lapangan gas Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, berencana meningkatkan nilai investasi sebesar US$ 4 miliar atau sekitar Rp 57,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$).

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan rencana peningkatan investasi BP Indonesia ini guna melakukan pengembangan di Lapangan Ubadari untuk meningkatkan cadangan migas terbukti yang bisa mendukung operasional kilang LNG Tangguh nantinya, serta membangun proyek Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS).

Dia mengatakan, rencana BP ini dikemukakan saat pekan lalu bertemu dengan manajemen SKK Migas.

"Manajemen BP menyampaikan akan meningkatkan investasi di Indonesia, yaitu melakukan pengembangan di Lapangan Ubadari serta Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS). Kami menyambut gembira karena berarti usaha-usaha yang dilakukan SKK Migas dan pemerintah untuk meningkatkan investasi, membuahkan hasil," kata Dwi, dalam keterangan resmi SKK Migas, akhir pekan lalu.

Dwi mengatakan, investasi untuk pengembangan Lapangan Ubadari dimaksudkan untuk meningkatkan cadangan terbukti, yang nantinya gas yang dihasilkan akan digunakan untuk mendukung operasional kilang LNG Tangguh baik train 1, 2 dan 3. Apabila terealisasi, imbuhnya, maka cadangan gas dari lapangan ini dapat digunakan untuk melakukan perluasan pasar. Lapangan Ubadari ditemukan pada 1997, dan mulai dilakukan pemboran eksplorasi pada 2017.

BP menurutnya juga berkeinginan untuk mengembangkan dan menerapkan CCUS di Tangguh, yaitu teknologi yang dapat menangkap CO2 yang telah dilepaskan ke atmosfer. CCUS merupakan teknologi akan mengurangi emisi CO2. Bagi Indonesia, dengan demikian penerapan CCUS di lapangan Tangguh ini juga akan mendukung kesuksesan komitmen Indonesia dalam melaksanakan kesepakatan Paris Agreement pada 2015, di mana Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbon sebesar 29% hingga 41% pada 2030. Penerapan CCUS diperkirakan akan mengurangi emisi karbon sekitar 45%.

"Ini sangat menggembirakan karena selain memberi kontribusi besar pada kesuksesan komitmen pemerintah RI dalam menjaga lingkungan, juga akan meningkatkan produksi. Keuntungan lain, kegiatan ini juga akan menjaga kilang LNG Tangguh tetap kompetitif - utamanya dalam menghadapi negara-negara pembeli yang sensitif terhadap isu lingkungan," tutur Dwi.

Untuk merealisasi rencana investasi tersebut, menurutnya BP akan segera berdiskusi dengan SKK Migas terkait masalah keteknikan dan keekonomian proyek. Diharapkan, diskusi dapat segera melahirkan rencana pengembangan (Plan of Development/ POD) kedua, yang akan digunakan sebagai dasar pengembangan Lapangan Ubadari.

Dwi berharap, langkah BP meningkatkan investasi ini akan segera diikuti oleh kontraktor lainnya, apalagi memasuki Maret 2021 harga minyak dunia membaik berkisar US$ 60 sampai US$ 70 per barel. Peningkatan harga ini lebih cepat dari yang diprediksikan para analis.

"Situasi harga minyak dunia yang pulih lebih cepat dan di bulan Maret 2021, bahkan telah melebihi rata-rata harga minyak dunia di tahun 2019, diharapkan dapat mendorong KKKS meningkatkan kegiatan eksplorasi di luar program yang telah disepakati pada Work Program dan Budget (WP&B) 2021," tuturnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Proyek Strategis Migas Jokowi Bakal Beroperasi Tahun Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular