Tak Semuanya Buat Domestik, 23% Gas RI Masih Diekspor

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
13 May 2024 20:40
Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)
Foto: Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, realisasi rata-rata lifting (penyaluran) gas per Maret 2024 mencapai 5.367,7 miliar British thermal unit per hari (BBTUD).

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan, hal ini mencerminkan bahwa pasokan gas bumi untuk domestik dipastikan aman.

"Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.109,6 BBTUD atau sebesar 77% dialokasikan untuk pasar domestik dan kelebihannya sejumlah 1.258,1 BBTUD atau sekitar 23% diekspor," kata Hudi dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (13/5/2024).

Hudi menjelaskan, dalam mengalokasikan pasokan gas di domestik, SKK Migas selalu berpegang pada aturan yang ada. Salah satunya yakni Keputusan Menteri ESDM Nomor 91.K/MG.01/MEM/2023 tentang Pengguna Gas Bumi Tertentu dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri, serta ketentuan yang terkait lainnya.

Ia memerinci secara sektor industri, pengguna gas domestik paling besar adalah industri pupuk dan industri kelistrikan, yang masing-masing adalah sebesar 12,39% dan 12,32%.

Adapun untuk gabungan berbagai industri seperti petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca, sarung tangan karet dan lainnya mencapai 35,15%.

Pemanfaatan gas untuk domestik LNG sebesar 11,69%, sedangkan gas yang digunakan untuk keperluan lifting minyak mencapai 3,26%. Pemanfaatan domestik lainnya antara lain untuk domestik LPG, bahan bakar gas (BBG), gas kota (jargas).

Sebagaimana diketahui, Indonesia mempunyai beberapa kilang LNG yang sebagian hasil produksinya diekspor ke luar negeri. Beberapa di antaranya yaitu Kilang LNG Bontang, dioperasikan Badak NGL, di Kalimantan Timur, dan Kilang Tangguh, yang dioperasikan BP Berau Ltd, di Papua Barat.

Tak hanya itu, Indonesia juga mengekspor gas ke Singapura melalui infrastruktur pipa. Kebutuhan gas Singapura sendiri selama ini dipasok dari Blok Corridor, Sumatera Selatan, yang kini dioperasikan Medco E&P Grissik Ltd.

Lalu, ada juga South Natuna Sea Block B yang dioperasikan Medco E&P Natuna Ltd. Kemudian, Kakap Block yang dioperasikan Star Energy (Kakap) Ltd, Natuna Sea Block A, dan Premier Oil Natuna Sea.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deal! PGN & Medco Sepakat Jual Beli Gas 5 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular