Laba Anjlok, Saudi Aramco Pangkas Belanja Modal Jadi Rp 490 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
21 March 2021 15:45
FILE PHOTO: Saudi Aramco's Ras Tanura oil refinery and oil terminal in Saudi Arabia, May 21, 2018. REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo
Foto: File Photo: Saudi Aramco (REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan raksasa minyak asal Arab Saudi, Aramco mengumumkan akan memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan pada tahun ini menjadi sebesar US$ 35 miliar atau setara Rp 490 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat.

Nilai ini mengalami penurunan dari alokasi belanja modal di tahun sebelumnya di kisaran US$ 40 miliar atau sekitar Rp 560 triliun.

Kepala Eksekutif Saudi Aramco Amin Nasser dalam pernyataanya kepada Bursa Tadawul menjelaskan, penurunan belanja modal tersebut disebabkan penurunan laba bersih Aramco sepanjang tahun 2020 yang terkoreksi 44,4% menjadi 183,76 miliar riyal, atau setara US$ 49 miliar dari tahun sebelumnya 330,69 miliar riyal.

Sebelumnya, analis memperkirakan laba bersih Aramco diperkirakan mencapai 186,1 miliar riyal pada tahun 2020, menurut perkiraan rata-rata analis di Refinitiv's Eikon.

"Kinerja tahun 2020 terpukul oleh harga minyak mentah yang lebih rendah dan penurunan penjualan karena pandemi virus korona menekan permintaan minyak," kata Amin Nasser seperti dilaporkan Reuters, dikutip Minggu (21/3/2021).

Tidak hanya Aramco yang tertekan, saham-saham perusahaan minyak global seperti Royal Dutch Shell dan BP juga turun ke posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir pada 2020. Exxon Mobil misalnya, perusahaan energi terbesar AS juga membukukan kerugian tahunan untuk kali pertama.

Aramco juga mengumumkan akan membagikan dividen sebesar $ 75 miliar untuk tahun 2020 dan mengisyaratkan bahwa permintaan minyak diproyeksikan akan meningkat di tahun ini.

"Ke depan, strategi jangka panjang kami untuk mengoptimalkan portofolio minyak dan gas kami berada di jalur yang tepat dan, seiring dengan membaiknya lingkungan makro, kami melihat peningkatan permintaan di Asia dan juga tanda-tanda positif di tempat lain," ujar Nasser.

Sekadar informasi, Aramco, BUMN migas Arab Saudi ini mencatatkan saham perdananya di Bursa Tadawul pada Rabu, 11 Desember 2019. Saat melantai perdana, harga saham Aramco melesat ke 35,2 riyal dibanding harga IPO 32 riyal. Alhasil valuasinya mencapai US$ 1,88 triliun. Dalam debut IPO-nya, perusahaan ini juga meraup dana US$ 25,6 miliar. Angka ini mengalahkan dana yang diraup Alibaba, yang mencapai US$ 25 miliar.

Hal tersebut menjadikan Aramco sebagai perusahaan dengan valuasi tertinggi di dunia, menyamai perusahaan besar dunia yang lebih dulu melantai di bursa seperti Microsoft dan Apple.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Saudi Aramco Cetak Laba Bersih Rp366 Triliun di Q2-2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular