
Habis di 2035, Kok BP Buru-Buru Minta Kontrak Diperpanjang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan perusahaan migas asal Inggris, BP, telah mengajukan proses perpanjangan kontrak migas lebih awal untuk proyek LNG Tangguh.
Padahal, kontrak mereka di proyek LNG Tangguh yang mencakup Wilayah Kerja (WK) atau Blok Wiriagar, Berau dan Muturi masih berlaku sampai 2035 mendatang. Artinya, masih ada waktu 13 tahun lagi hingga kontrak ini berakhir.
Lantas, mengapa "raksasa" migas asal Inggris ini harus buru-buru minta perpanjangan Kontrak Kerja Sama (Production Sharing Contract/ PSC) ke Presiden Joko Widodo (Jokowi)?
Praktisi Migas dan Ketua Alumni Teknik Perminyakan ITB Hadi Ismoyo menilai, jika mengacu pada Peraturan Menteri ESDM nomor 23 tahun 2021 tentang pengelolaan WK migas, cukup sulit bagi BP untuk mendapatkan perpanjangan.
Mengingat, dalam aturan tersebut disebutkan permohonan perpanjangan Kontrak Kerja Sama (KKS/ PSC) disampaikan paling cepat 10 tahun dan paling lambat 2 tahun sebelum KKS berakhir.
"Sesuai regulasi yang saya tahu, bahwa pembicaraan untuk block extension itu bisa dimulai 10 tahun sebelum kontrak berakhir. Seharusnya 2025," kata Hadi kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/11/2022).
Menurut Hadi, alasan BP lebih awal mengajukan perpanjangan kontrak kemungkinan karena ada beberapa faktor pertimbangan. Pasalnya, pengembangan di sektor gas berbeda dengan pengembangan di sektor minyak.
"Karena gas umumnya membutuhkan komitmen investasi jangka panjang. Gas baru akan dikembangkan kalau sudah ada market atau offtaker," ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menilai komitmen investasi dengan ukuran besar seperti Tangguh tersebut membutuhkan jaminan pengembalian investasi dan profit yang ekonomis. Sementara dengan perhitungan penyaluran gas hanya sampai dengan 2035, proyek tidak ekonomis.
"Sehingga perlu tile production beyond current PSC life. Dengan kata lain, kontraktor butuh extension block tersebut," ungkap Hadi.
Sebelumnya, Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan keputusan BP yang memperpanjang kontrak migas lebih awal karena mempertimbangkan beberapa faktor. Salah satunya yakni untuk mempertahankan produksi 3 train LNG Tangguh melalui kegiatan eksplorasi.
"Sehingga hasil temuan cadangan akan dapat diproduksikan untuk memperpanjang produksi dari 3 Train Tangguh," kata dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/11/2022).
Adapun pengajuan perpanjangan kontrak BP untuk WK Wiriagar, Berau dan Muturi rencananya untuk 20 tahun ke depan. Sementara evaluasi dari SKK Migas sendiri mengenai proposal perpanjangan BP sudah rampung.
"Sekarang masih dalam proses. Evaluasi dari SKK sudah selesai," kata dia.
Untuk diketahui, Proyek LNG Tangguh adalah proyek produksi dan penjualan LNG yang telah direalisasikan dalam bentuk joint ventures antara BP sebagai operator, pemerintah Indonesia, kontraktor, dan, khususnya masyarakat lokal Papua Barat. Proyek ini menghasilkan LNG dari ladang gas Wiriagar, Berau, dan Muturi, di Teluk Bintuni, Papua Barat dengan luas 5.966,9 km2.
Proyek Tangguh BP ini merupakan penghasil gas terbesar di Indonesia. Produksi gas bumi rata-rata Lapangan Tangguh tahun 2021 sebesar 1.312 MMSCFD, dan status per 14 Juni 2022 sebesar 1.162 MMSCFD. Produksi LNG dimulai pada Juni 2009, dan kargo LNG pertama dikirim pada Juli 2009. Proyek LNG Tangguh menghasilkan 7,6 juta ton LNG setiap tahunnya melalui Train 1 dan 2.
Saat ini sedang dikembangkan proyek Train 3, dengan estimasi nilai investasi sebesar US$ 8,9 miliar dan akan menghasilkan 3,8 juta ton LNG per tahun. Hasil produksi Train 3 akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik termasuk untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero). Proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini ditargetkan bisa beroperasi pada kuartal I 2023.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Usulan Perpanjangan Kontrak Migas BP Sulit Dikabulkan Jokowi
