Ngeri! Dokter dan Perawat Myanmar Ikut Demo Tolak Kudeta

Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah sempat terpublikasi pada Februari lalu, kini para dokter dan perawat ikut berunjuk rasa di sejumlah jalan Myanmar pada Minggu pagi waktu setempat. Ini untuk menghindari konfrontasi dengan pasukan keamanan, setelah tindakan kekerasan mematikan terjadi.
Seperti dilansir AFP, Minggu (21/3/2021) Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, yang memicu protes nasional menuntut kembalinya demokrasi.
Pasukan keamanan menanggapinya dengan kekuatan mematikan, menggunakan peluru tajam, gas air mata dan peluru karet dalam upaya untuk menghentikan demonstrasi.
Meski begitu, kekerasan gagal menghalangi ratusan dokter dan perawat yang mengenakan 'pelindung kepala' dan mengacungkan poster Suu Kyi saat mereka berbaris di Mandalay, kota dan ibu kota budaya terbesar kedua di Myanmar.
Sebagai informasi untuk anda, Mandalay sendiri, kerap menjadi lokasi sejumlah kekerasan yang dilakukan polisi dan pasukan keamanan sejak kudeta. Media lokal mengatakan unjuk rasa itu dilakukan saat fajar untuk menghindari pasukan keamanan.
Sedangkan, demonstrasi terjadi sehari setelah kelompok pemantau lokal mengkonfirmasi pembunuhan empat pengunjuk rasa di tangan pasukan keamanan di seluruh negeri. Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), dua dari kematian itu terjadi di ibu kota komersial Yangon.
Sejumlah pengunjuk rasa melakukan protes dengan membawa cahaya lilin di kota utara Kale dan meninggalkan rambu-rambu di jalan yang menyerukan intervensi PBB untuk menghentikan kekerasan di Myanmar.
Selain itu, Menurut AAPP, hampir 250 orang tewas sejak kudeta terjadi. Bahkan diperkirakan jumlah kematian sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Sementara, lebih dari 2.300 lainnya telah ditahan.
Parahnya lagi, kecaman internasional yang dilakukan Amerika Serikat, Belgia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejauh ini gagal menghentikan pertumpahan darah di Myanmar.
Maka dari itu, Menteri luar negeri Uni Eropa diharapkan menyetujui sanksi terhadap 11 pejabat junta militer pada pertemuan pada hari Senin mendatang.
[Gambas:Video CNBC]
Myanmar Kian Kacau, Warga Mulai Eksodus Tinggalkan Ibu Kota
(mij/mij)