Internasional
Junta Myanmar Bebaskan 1.600 Tahanan, Termasuk Kasus Politik?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harapan keluarga pengunjuk rasa Myanmar yang ditahan pupus. Sebab, tahanan politik tidak termasuk dalam sekitar 1.600 orang yang dibebaskan oleh junta untuk menandai tahun baru umat Buddha pada Minggu (17/4/2022).
Siaran televisi pemerintah mengumumkan bahwa 1.619 tahanan, termasuk 42 orang asing, telah "diampuni" dan akan dibebaskan untuk menandai tahun baru, tradisi tahunan yang tahun lalu melihat 23.000 tahanan dibebaskan.
Seorang tahanan yang dibebaskan dari penjara Insein Yangon mengatakan kepada kantor berita, yang dikutip Channel News Asia, bahwa "kasus politik dan pengunjuk rasa tidak termasuk di antara mereka yang dibebaskan". Ia mengatakan pihak berwenang hanya membebaskan penjahat biasa.
Seorang petugas penjara sempat mengkonfirmasi bahwa "sekitar 160 tahanan termasuk enam tahanan wanita" telah dibebaskan dari Insein, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Tidak disebutkan tentang pembebasan ekonom Australia Sean Turnell, mantan penasihat Aung San Suu Kyi yang ditangkap tak lama setelah kudeta. Dia saat ini diadili karena diduga melanggar undang-undang rahasia resmi, yang membawa hukuman penjara maksimum 14 tahun.
Sebelumnya lebih dari 100 orang berkumpul dengan harapan dapat bertemu kembali dengan orang-orang terkasih yang dipenjara oleh Junta Militer Myanmar.
Myanmar kini berada dalam kekacauan sejak pemerintah sipil Aung San Suu Kyi digulingkan tahun lalu dalam kudeta militer, yang memicu protes besar dan tindakan keras yang mematikan.
Negara ini biasanya memberikan amnesti tahunan kepada ribuan tahanan untuk menandai Tahun Baru Buddhis, biasanya hari libur yang menggembirakan dirayakan di banyak bagian negara dengan perang air.
Tapi tahun ini, dengan tindakan keras militer berdarah terhadap perbedaan pendapat, jalan-jalan di banyak kota besar menjadi sunyi karena orang-orang memprotes aturan junta.
[Gambas:Video CNBC]
Horor Terjadi Lagi di Myanmar, Ratusan Desa Dibakar Junta
(tfa/tfa)