Internasional

Perang Saudara Tetangga RI Makin Ngeri, Sekolah Dirudal-4 Anak Tewas

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 February 2024 18:00
(FILES) In this photo taken on March 8, 2023 members of the ethnic rebel group Ta'ang National Liberation Army (TNLA) take part in a training exercise at their base camp in the forest in Myanmar's northern Shan State. An alliance of Myanmar ethnic armed groups is waging a lightning offensive against the military which analysts say is the biggest battlefield challenge to the junta since it seized power. (Photo by AFP)
Foto: AFP/STR

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi di Myanmar masih memanas. Kali ini sebanyak empat anak tewas dan sedikitnya 15 orang luka-luka dalam serangan udara terhadap sebuah sekolah di negara bagian Karenni di tenggara negara tersebut, Senin.

Menurut lima saksi, para korban semuanya anak laki-laki berusia 12 hingga 14 tahun. Dua anak lainnya masih dalam kondisi kritis setelah terluka di kepala dan perut.

Mereka adalah siswa di sekolah di desa Daw Si Ei. Sekolah ini melayani sekitar 200 siswa dan dijalankan oleh anggota masyarakat setempat dan mantan guru pemerintah.

Ibu salah satu korban melaporkan melihat mengerikannya kejadian itu. Di mana sebuah pesawat, diikuti oleh jet tempur, terbang di atas desa.

"Saya bahkan tidak berani pergi dan melihat ke luar setelah bom dijatuhkan," kata Hay Blute Moo, seperti dikutip Guardian, Rabu (7/2/2024).

"Anak-anak saya sangat ketakutan sehingga mereka bersembunyi di bawah tempat tidur dan menangis setelah lolos dari serangan udara, terutama yang termuda. Dia memelukku dan menangis lama sekali," ujarnya.

Saksi mata mengatakan para siswa di sekolah tersebut berusaha lari ke dalam bunker ketika serangan terjadi. Masyarakat di seluruh Myanmar secara rutin menggali bunker di luar untuk melindungi diri dari serangan udara militer.

Serangan tersebut dilaporkan membuat fasilitas sekolah menjadi puing-puing dan membuat daerah sekitarnya berlumuran darah. Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun, yang tiba di sekolah tak lama setelah serangan tersebut, mengatakan dia melihat mayat tiga korban, termasuk saudara laki-lakinya yang berusia 14 tahun.

Korban keempat, katanya, meninggal saat orang-orang berusaha membawanya ke fasilitas medis terdekat. Fasilitas itu dikelola oleh pasukan perlawanan setempat dan anggota masyarakat.

Sejak merebut kekuasaan melalui kudeta pada Februari 2021, militer Myanmar telah mencoba untuk menundukkan oposisi terhadap pemerintahannya dan mengandalkan serangan udara serta taktik bumi hangus untuk melawan oposisi. Meskipun militer belum mengeluarkan pernyataan mengenai serangan udara pada Senin, mereka di masa lalu menargetkan wilayah sipil dan infrastruktur termasuk sekolah, fasilitas medis, dan bangunan keagamaan.

Sementara itu, media yang berafiliasi dengan Junta mengklaim bahwa laporan serangan udara terhadap desa tersebut tidak benar.

Perlu diketahui, negara bagian Karenni telah menjadi lokasi pertempuran sengit antara militer dan kekuatan pro-demokrasi. Pertempuran meningkat pada November 2023, ketika pasukan perlawanan lokal melancarkan serangan baru dan militer membalas dengan meningkatkan serangannya, termasuk terhadap wilayah sipil.

Menurut Karenni Human Rights Group- organisasi komunitas yang memantau insiden hak asasi manusia di negara bagian tersebut- secara total, lebih dari 80% penduduk negara bagian Karenni menjadi pengungsi sejak kudeta.

Secara total, PBB telah mendokumentasikan lebih dari 554 warga sipil terbunuh di Myanmar sejak Oktober dan lebih dari 1.600 orang pada tahun 2023, meningkat sekitar 300 orang dari tahun sebelumnya. Sebanyak 19.973 orang lainnya masih ditahan karena alasan politik.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendadak China Minta Warganya Tinggalkan Tetangga RI, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular