
Alamak! AS-China 'Baku Hantam' Ketemu Langsung di Alaska

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan bilateral antara China dan Amerika Serikat (AS) yang diselenggarakan tatap muka di Alaska pada Kamis (18/3/2021) ternyata diawali oleh ketegangan. Kedua negara tak segan 'baku hantam' teguran tajam soal kebijakan satu sama lain.
Padahal pertemuan itu adalah untuk pertama kalinya dilakukan China dan AS setelah era Donald Trump. Sebagaimana diketahui Joe Biden kini menjadi Presiden ke-46 AS, setelah dilantik 20 Januari lalu.
Dikutip Reuters, AS dengan cepat menuduh China "bersikap sombong" dan melanggar protokol pertemuan tersebut. Hal ini didasari oleh pernyataan Dubes China di Washington bahwa Paman Sam hanya akan berhalusinasi jika mengharapkan kompromi China dalam pertemuan itu.
"Kami akan ... membahas keprihatinan mendalam kami dengan tindakan China, termasuk di Xinjiang, Hong Kong, Taiwan, serangan dunia maya di AS, pemaksaan ekonomi sekutu kami," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sambutan publik yang blak-blakan, dikutip Jumat (19/3/2021).
"Setiap tindakan ini mengancam tatanan berbasis aturan yang menjaga stabilitas global."
Sementara itu diplomat top China Yang Jiechi dan Anggota Dewan Negara Wang Yi yang ada di agenda itu langsung menanggapi pernyataan Blinken. Mereka menganggap AS arogan.
Keduanya menegaskan bahwa AS tak seharusnya mengurusi urusan domestik China. Karena, di negeri itu sendiri masih terjadi perlakuan buruk terhadap minoritas.
"AS menggunakan kekuatan militer dan hegemoni keuangannya untuk menjalankan yurisdiksi lengan panjang dan menekan negara lain. Itu menyalahgunakan apa yang disebut gagasan keamanan nasional untuk menghalangi pertukaran perdagangan normal, dan menghasut beberapa negara untuk menyerang China," tegas Yang.
"Izinkan saya mengatakan di sini bahwa di depan pihak China, AS tidak memiliki kualifikasi untuk mengatakan bahwa ia ingin berbicara dengan China dari posisi yang kuat. Pihak AS bahkan tidak memenuhi syarat untuk mengatakan hal-hal seperti itu, bahkan 20 tahun atau 30 tahun yang lalu, karena ini bukanlah cara untuk berurusan dengan orang-orang China."
Halaman 2>>