
Ini 'Harta' Ras Hanura, Jantung Minyak Arab yang Dibom Drone

Jakarta, CNBC Indonesia - Timur Tengah kembali berkecamuk. Konflik lama antara Arab Saudi dengan kelompok Houthi Yaman. Minggu lalu pesawat nirawak (drone) dan rudal menghujani fasilitas minyak milik Saudi Aramco di Ras Tanura.
Akibat serangan drone tersebut, harga minyak mentah di bursa berjangka langsung naik. Harga minyak mentah Brent melesat ke atas US$ 70/barel ke level tertinggi sejak Januari 2020, sementara minyak mentah berjangka AS menyentuh yang tertinggi sejak Oktober 2018.
Ras Tanura sendiri terletak di bagian Timur Arab Saudi yang juga berbatasan dengan Iran, Bahrain dan Qatar. Provinsi tersebut merupakan jantung minyaknya Arab Saudi. Tahun 2019 silam serangan serupa juga dilancarkan ke fasilitas produksi minyak Arab.
Kala itu dampaknya lebih signifikan. Arab Saudi bahkan harus kehilangan hampir 50% produksi minyaknya. Tepatnya pada September 2019, kilang minyak mentah di Abqaiq dan ladang minyak Khurais diserang.
Dampaknya sampai melumpuhkan produksi minyak Arab sebesar 5,7 juta barel per hari (bph) atau hampir 6% dari permintaan minyak mentah global. Namun, hanya butuh 10 hari bagi Aramco untuk melakukan perbaikan yang memadai agar total output perusahaan pulih menjadi 10 juta bph kala itu..
Serangan kali ini dampaknya dinilai lebih minimal karena sudah diantisipasi oleh pihak Arab Saudi.
Kementerian energi Saudi mengatakan tidak ada korban atau kehilangan harta benda dari serangan itu. Kementerian pertahanan mengatakan pihaknya mencegat pesawat tak berawak bersenjata yang datang dari laut sebelum mengenai sasarannya di tempat penyimpanan minyak di Ras Tanura.
Houthi, yang telah berperang melawan koalisi pimpinan Saudi selama enam tahun, juga mengatakan bahwa mereka menyerang sasaran militer di kota Dammam, Asir dan Jazan di Saudi. Koalisi pimpinan Saudi sebelumnya mengatakan pihaknya mencegat 12 pesawat tak berawak serta dua rudal balistik yang ditembakkan ke arah Jazan.
Juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengatakan bahwa kelompok tersebut telah menembakkan 14 drone dan delapan rudal balistik dalam operasi luas di jantung Arab Saudi.
Houthi baru-baru ini juga meningkatkan serangan lintas batas ke Arab Saudi pada saat Amerika Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendorong gencatan senjata untuk menghidupkan kembali negosiasi politik yang macet untuk mengakhiri perang.
Kamis lalu kelompok itu mengatakan pihaknya menembakkan rudal ke pabrik distribusi produk minyak Aramco di kota Jeddah di Laut Merah yang diserang Houthi pada November 2020. Reuters melaporkan serangan itu mengenai tangki penyimpanan. Aramco dan otoritas Saudi belum berkomentar tentang klaim hari Kamis tersebut.