Lansia Tak Jadi Prioritas, Epidemiolog UI Kritik Vaksinasi

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
02 March 2021 14:33
Sejumlah warga lanjut usia menjalani vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta, Rabu (24/2/2021). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta warga lanjut usia (lansia) yang menjadi sasaran vaksinasi tahap kedua langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menerima suntikan dosis vaksin virus corona (SARS-CoV-2). Peserta vaksinasi tahap kedua yang menyasar 21,5 juta orang berusia di atas 60 tahun ini tak perlu melalui proses pendaftaran secara personal. Penyuntikan vaksin sehari 108 lansia, Leni Aryani (49) kepala puskesmas kecamatan kembangan mengatakan
Foto: Vaksinasi COVID-19 untuk lansia di Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengkritik kelompok prioritas vaksinasi Covid-19 yang ditetapkan pemerintah. Dia menilai prioritas vaksinasi harus diberikan kepada kelompok dengan risiko tinggi seperti tenaga kesehatan dan kelompok lanjut usia.

"Kita harus pertanyakan dan ingatkan apa tujuannya vaksinasi itu bukan senjata pamungkas dan bukan satu-satunyanya pandemi harus kombiinasi surveilence 3T dan protokol kesehatan, kemudian ada pembatasan sosial dan barulah vaksinasi," kata Pandu kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/3/2021).

Dia menilai vaksinasi tidak bisa mencegah penularan, tetapi hanya mencegah sakit berat dan kematian. Untuk itu harus diberikan pada tenaga kesehatan, kemudian prioritas berdasarkan usia rentan. Pandu menyayangkan di Indonesia kelompok lansia bukan prioritas pertama setelah tenaga kesehatan, malahan pekerja publik yang bervariasi dan definisi longgar.

"Lansia belum vaksinasi dipotong pekerja publik. Sebenarnya pekerja publik harus berdasarkan usia kalau tidak ya angka penularan dan orang yang dirawatnya tinggi," kata dia.

Menurut Pandu banyak negara mencapai vaksinasi 50%, angka rawatan di rumah sakit menurut drastis. Hal ini penting untuk memberikan efek psikologis bagi masyarakat, kemudian barulah bisa dilanjutkan us pada kelompok yang menjadi multispreader dan bisa memulihkan ekonomi.

"Yang terjadi ada kepotong antrian, elite yang mau memulihkan ekonomi. Seperti di Bali pekerja pariwisata diutamakan baru lansia ,harusnya lansia dulu," kata Pandu.

"Jadi lebih banyak ditujukan untuk kepentingan tertentu, banyak tekanan dari swasta, BUMN, Kementerian lain kepada Kemenkes. Harusnya etis, mereka vaksinasi untuk mengatasi pandmei supaya tidak ada lagi orang yang masuk rumah sakit dan kemudian angka kematian menurun," tambahnya.

Setelah itu bisa dilanjutkan ke kelompok lainnya, dia mengingatkan bukan berarti ditinggalkan namun ada urutan prioritas. Pandu menegaskan pemerintah harus menunda dulu kelompok lainnya dan mendahulukan lansia dulu.

"Jadi berdasarkan struktur umur , ini harus bisa saja overlaping dengen pekerja layanan publik tapi harus berdasarkan usia, usia menjadikan pandemi ini sulit terkendali mereka akan masuk RS akan jadi berat dan akan mengalami kematian," jelas Pandu.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksinasi Covid Awal November: Pas di Ujung Napas Pengusaha!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular