
Inflasi Kian Mini, Tanda RI Belum Lolos Resesi?

Memasuki 2020, derita itu belum berhenti. Satu demi satu data ekonomi dibuka, tidak sedikit yang membuat kita harus urut dada.
Hari ini ada dua data ekonomi yang dirilis. Pertama adalah aktivitas manufaktur yang dibikin IHS Markit.
IHS Markit melaporkan, aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur dari Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 50,9 untuk periode Februari 2021. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula, jika di atas 50 maka dunia usaha masih melakukan ekspansi.
Akan tetapi, skor PMI manufaktur Tanah Air melorot dibandingkan Januari 2021 yang mencapai 52,2. Pencapaian Januari 2021 adalah yang terbaik dalam 6,5 tahun terakhir.
"Ada sinyal kesehatan sektor manufaktur yang terjadi sejak November 2020 memburuk. Produksi terus naik, hingga empat bulan berturut-turut, tetapi lajunya melambat. Perlambatan produksi berarti ada penurunan pasokan barang jadi," sebut keterangan tertulis IHS Markit.
Kedua adalah inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Februari 2021 sebesar 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 (year-on-year/YoY), inflasi tercatat 1,38%.
"Inflasi yang 0,1% itu lebuh lambat dibandingkan Januari 2021 dan jauh lebih lambat dibandingkan posisi Februari 2020. Pergerakan inflasi tahunan juga demikian. Jadi ini mengindikasikan bahwa sampai dengan akhir Februari 2021 dampak pandemi ini mash membayang-bayangi perekonomian," kata Suhariyanto, Kepala BPS.
Paling terlihat adalah dari laju inflasi inti. Inflasi inti adalah indikator yang bisa mencerminkan kekuatan daya beli masyarakat. Sebab, inflasi ini berisi barang dan jasa yang harganya susah naik-turun atau persisten. Kalau harga yang susah bergerak saja sampai turun, maka artinya dunia usaha sudah 'desperate' dan memilih menurunkan harga jual untuk mengikuti penurunan permintaan.
"Inflasi inti secara tahunan masih melemah menjadi 1,54%. Inflasi inti secara tahunan mengalami perlambatan, permintaan domestik memang masih lemah," keluh Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto.
Halaman Selanjutnya --> Vaksinasi Jadi Kunci
(aji/aji)
