Siap-Siap! Prabowo Mau Boyong 'Siluman Langit' ke RI

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
25 February 2021 17:40
airborne early warning and control (AEW&C). (Dok: Wikipedia)
Foto: airborne early warning and control (AEW&C). (Dok: Wikipedia)

Selain pesawat multi-role combat aircraft, F-15 EX dan Dassault Rafale, rencana TNI AU merealisasikan akuisisi pesawat berkemampuan Airborne Early Warning & Control turut menjadi sorotan. Maklum, Indonesia belum memiliki pesawat sekelas tersebut.

Sejauh ini, Indonesia, dalam hal ini TNI AU baru memiliki pesawat pengintai udara Boeing 737-200. Pesawat itu, memiliki kemampuan SLAMMR, Infra Red Detection System, Serach Radar, dan seluruh sistem navigasi serta komunikasi.

Sementara itu, TNI AL memliki CN-235 MPA yang dilengkapi sistem navigasi, komunikasi, dan misi. Pada Desember 2009, TNI AL membeli 3 unit CN-235 MPA.

Pesawat itu menggunakan sistem Thales Amascos, radar pencari Thales/EADS Ocean Master Mk II, thermal imaging dari Thales, Elettronica ALR 733 radar warning receiver, dan CAE's AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection system.



Lalu, apa itu AEW & C?

AEW & C merupakan pesawat multifungsi yang dirancang untuk mendeteksi pesawat, kapal, dan kendaraan dalam jarak jauh. AEW & C juga melakukan komando dan kendali atas ruang pertempuran dalam pertempuran udara.

AEW & C juga digunakan untuk melakukan pengawasan, termasuk target di darat, dan sering melakukan fungsi C2BM (Command and control, battle management). Fungsi ini identik dengan pengawas lalu lintas udara yang diberikan komando militer.

AEW & C bisa mendeteksi dan melacak target dan membedakan antara pesawat kawan dan lawan. AEW & C kerap digunakan dalam operasi udara ofensif maupun defensif.

NATO dan tentunya AS dikenal memiliki dan menguasai teknologi AEW & C sejak lama.

(miq/hoi)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular