Skrining GeNose Bakal Dipakai di Pesawat Udara

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
23 February 2021 17:25
Para penumpang kereta api jarak jauh mengikuti pengambilan sempel nafas GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta (4/2/2021). Calon penumpang diminta untuk mengambil nafas melalui hidung dan membuangnya melalui mulut sebanyak tiga kali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut penggunaan alat skrining GeNose diminta digunakan pada moda transportasi pesawat terbang dari saat ini masih sebatas stasiun kereta. Saat ini sedang dibahas dengan lintas kementerian dan instansi terkait dalam hal ini Kemenko PMK dan Universitas Gajah Mada.

"Saat ini animo masyarakat bagus dalam penggunaan di sektor kereta api. Bahkan saat ini teman-teman dari sektor udara menginginkan penggunaan GeNose di sektor udara. Makanya kita laporkan kepada pak Menko PMK terkait rencana itu, tentu kita akan melakukan dengan hati-hati," kata Budi dalam konferensi pers, Selasa (23/2/2021).

Ia melihat apa yang dilakukan sektor kereta api saat sudah menunjukkan hasil yang baik, sehingga layak dicoba pada moda penerbangan lainnya. Walaupun masih ada penyempurnaan terkait mekanisme dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang lebih paten.

Pada kesempatan itu di juga mengimbau Direktorat Jenderal udara dan para pelaku industri penerbangan untuk menguatkan proses dalam hal pendataan orang yang terdeteksi penyintas Covid - 19 di Bandara.

"Diketahui di udara suatu sistem dimana laporan yang dinyatakan positif harus dilakukan secara terpusat, oleh karenanya kita minta ke Dirjen udara dan teman-teman udara, kalau mau pakai ini lakukan dengan baik," katanya.

Ia mengatakan tidak menutup kemungkinan penggunaan GeNose pada moda transportasi lainnya. Seperti yang diungkapkan Menteri Koordinator Pemberdayaan Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang mengatakan yang menyambut positif penggunaan GeNose diperluas.

"Respons masyarakat positif soal GeNose. Tingkat efektivitas baik dan teruji dan terus disempurnakan. Harapan penggunaan GeNose bisa bisa lebih masif di semua tempat, diupayakan tidak hanya perjalanan tapi juga kepentingan lain," katanya.

Target 44 Stasiun Punya GeNose

Direktur Utama Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo mengatakan penggunaan GeNose pada awal sosialisasi hanya di Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Tugu Yogyakarta. Namun seiring pengembangannya sudah bertambah hingga 6 stasiun di Gambir, Bandung, Cirebon, Semarang, Tawang, Surabaya dan Pasar Turi.

"Rencana kami setiap 10 hari akan ditambah 5 fasilitas GeNose di beberapa stasiun sampai berjumlah 44 stasiun targetnya. Tapi ini juga menyesuaikan kapasitas dari UGM," katanya.

KAI menjadi operator pertama yang menggunakan alat skrining GeNose. Saat ini sudah memiliki alat GeNose sebanyak 42 alat dimana pada 22 Februari lalu mendeteksi 63 ribu penumpang dengan total penumpang positif sebanyak 617 orang.

Didiek menjelaskan respon penumpang KAI sangat positif melihat cara penggunaan alat GeNose yang lebih nyaman dibanding rapid antigen atau PCR. Selain itu harga yang murah membuat perjalanan penumpang KAI semakin masuk akal, mengingat tiket kereta api ada yang di bawah Rp 100 ribu.

Penemu GeNose Profesor Kuwat Triyana mengatakan jajarannya juga akan terus berkomitmen meningkatkan kualitas teknologi dari GeNose. Terkait isu negatif atau positif palsu dia akan terus mengevaluasi dan memantau penggunaan alat yang ada saat ini sehingga bisa lebih akurat.

"kinerja alat produksi sudah ada yang menangani dan terus mengawal kinerja alat. Isu negatif palsu kita upayakan sekecil mungkin. Mudah mudahan sampai 0%, tapi itu itu perlu waktu yang cukup lama," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penerbangan Mulai Pulih, Tapi Jumlah Pesawat Terbang Melorot

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular