Penerbangan Mulai Pulih, Tapi Jumlah Pesawat Terbang Melorot

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
17 May 2022 14:35
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Saat Konfrensi Pers Penyesuaian Regulasi Perjalanan Mana Covid-19. (Tangkapan Layar Youtube BNPB Indonesia)
Foto: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Saat Konfrensi Pers Penyesuaian Regulasi Perjalanan Mana Covid-19. (Tangkapan Layar Youtube BNPB Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan industri penerbangan dapat bangkit pada tahun ini. Namun, tantangannya di tengah mulai meningkatnya penumpang, tapi populasi pesawat terbang justru menurun karena efek pandemi.

Hal ini diungkapkan saat menjadi salah satu pembicara diskusi 'Reviving Aviation, Rebuilding Connection' di kegiatan Changi Aviation Summit 2022, di Singapura 17 - 18 Mei 2022.

"Saya optimistis industri penerbangan Indonesia akan kembali bangkit dalam waktu dekat mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang membutuhkan konektivitas udara," katanya dalam keterangan, Selasa (17/5/2022).

Sejumlah indikator yang membuat optimistis adalah industri penerbangan nasional akan segera bangkit di antaranya yakni 70 persen penumpang angkutan udara adalah penumpang domestik. Dimana tingkat vaksinasi yang tinggi, penurunan kasus Covid-19, pelonggaran pembatasan perjalanan, dan permintaan masyarakat yang mulai meningkat terhadap angkutan udara.

Menurut Menhub, masa mudik tahun ini, menjadi momentum kebangkitan dari industri penerbangan nasional setelah sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Dimana, pada tahun ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk membolehkan kembali kegiatan mudik.

Dia mencontohkan kegiatan mudik kemarin menjadi sebuah tantangan, melihat tingginya permintaan masyarakat, namun jumlah armada pesawat menurun dari 550 pesawat kini hanya 350 pesawat.

Meski sejumlah upaya juga sudah dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan seperti meningkatkan pemakaian pesawat dari sehari 5 kali menjadi 8 kali, memanfaatkan pesawat berbadan lebar untuk rute gemuk, juga meningkatkan jam operasional bandara dan pelayanan navigasi udara.

Selain itu juga pemberian stimulus seperti fasilitas navigasi kalibrasi penerbangan di 44 bandara dan 100 fasilitas navigasi udara, memberikan subsidi berupa Public Service Obligation (PSO) kepada 168 bandara, dan bantuan keuangan lainnya berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui pinjaman dan hibah luar negeri, serta pemberian relaksasi pembayaran PNBP.

Budi Karya juga memaparkan, pergerakan penumpang angkutan udara pada masa mudik tahun ini mencatatkan angka tertinggi selama masa pandemi dan hampir mendekati masa sebelum pandemi. Tercatat, dari data Traveler 2022, pada masa mudik sebanyak 2,9 juta pergerakan penumpang atau 82 persen dari jumlah pemudik tahun 2019 sebelum pandemi.

Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada industri penerbangan di Indonesia. Sebagai perbandingan, sebelum pandemic pada 2019, jumlah penumpang pesawat sudah mencapai 117 juta orang per tahun.

Kemudian, pada tahun 2020 menurun menjadi 43 juta orang per tahun dan pada 2021 kembali menurun menjadi 35 juta orang per tahun. Pada tahun 2022 ini, diprediksi akan kembali meningkat menjadi 78 juta orang per tahun.

Turut hadir sebagai pembicara, Presiden International Civil Aviation Organization (ICAO) Salvatore Sciacchitano, Dirjen International Air Transport Association (IATA) Wilie Walsh, Menteri Transportasi Malaysia Wee Ka Siong, CEO Singapore Airlines Goh Choon Pong, CEO Narita Airport Akihiro Tamura, Dirjen Mobilitas dan Transportasi Komisi Uni Eropa Henrik Hololei, dan perwakilan dari Federal Aviation Administration (FAA).


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Kiamat' Kursi Pesawat Nyata, Maskapai Siapkan Skenario Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular