Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) sudah menggerogoti kehidupan umat manusia selama kurang lebih setahun terakhir. Namun manusia enggan terus-terusan 'diperbudak' dan mengalah di hadapan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Kini sudah ada 'senjata' untuk melawan virus corona yaitu vaksin, yang akan membentuk kekebalan tubuh terhadap virus itu. Vaksin bikinan Amerika Serikat (AS), Inggris, China, sampai Rusia sudah beredar dan disuntikkan ke lengan rakyat di berbagai negara.
Entah karena vaksinasi atau pengetatan pembatasan sosial (social distancing), laju kasus corona mulai melambat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 15 Februari 2021 adalah 108,58 juta orang. Bertambah 332.360 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Walau masih bertambah, tetapi laju pertumbuhan pasien melambat. Rata-rata penambahan pasien baru dalam 14 hari terakhir (2-15 Februari 2021) adalah 415.137 orang per hari. Jauh menurun dibandingkan rerata penambahan 14 hari sebelumnya yaitu 565.410 orang per hari.
Jika vaksinasi semakin cepat dan luas, maka 'keran' aktivitas dan mobilitas publik bisa semakin dibuka. 'Roda' ekonomi akan kembali berputar dan dunia bisa segera lepas dari jurang resesi.
Halaman Selanjutnya --> Indonesia 'Merdeka' dari Corona pada Hari Proklamasi?
Indonesia pun sudah menjalankan program vaksinasi, berbekal vaksin CoronaVac buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac. Diawali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), kini penyuntikan vaksin sudah lebih dari sejuta dosis.
Mengutip catatan Our World in Data, total vaksin yang sudah disuntikkan kepada rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia per 14 Februari 2021 adalah 1,49 juta dosis. Rata-rata tujuh harian vaksinasi adalah 81.554 dosis per hari.
Doni Monardo, Ketua Satuan Tugas Penanganan Codi-19, punya target Indonesia 'merdeka' dari pandemi virus corona pada 17 Agustus 2021. Kebetulan 17 Agustus adalah peringatan proklamasi, hari lahir bangsa dan negara Indonesia.
"Target kita adalah pada 17 Agustus yang akan datang kita harus betul-betul terbebas dari Covid-19. Artinya Covid-19 betul-betul pada posisi yang dapat dikendalikan," kata Doni.
Doni, yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, menekankan agar bisa terbebas dari pandemi, rakyat harus disiplin menegakkan protokol kesehatan. Minimal dengan 3 M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Selain itu, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro juga harus bisa ditegakkan dengan murni dan konsekuen.
Namun untuk benar-benar 'merdeka' dari pandemi, kuncinya adalah vaksinasi. Jika sebagian besar rakyat Indonesia sudah mendapatkan vaksin, maka diharapkan akan terbentuk kekebalan kolektif (herd immunity) sehingga rantai penularan bisa diputus dan Indonesia boleh mengucapkan selamat tinggal kepada pandemi virus corona.
Dengan laju vaksinasi seperti sekarang, apakah target herd immunity bisa tercapai pada 17 Agustus?
Herd immunity akan tercipta saat 60-70% populasi sudah mendapatkan vaksin. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, jumlah populasi Indonesia adalah 270,2 juta jiwa. Diambil skenario paling moderat, katakanlah 60%, artinya 162,12 juta harus sudah divaksin agar terbentuk herd immunity.
Vaksin bikinan Sinovac membutuhkan dua dosis, jadi kalau mau menciptakan herd immunity maka target vaksinasi harus 324,24 juta dosis. Dengan asumsi laju vaksinasi seperti saat ini, yakni 81.554 dosis per hari, maka pada 17 Agustus 2021 total vaksin yang disuntikkan adalah 19,03 juta dosis. Masih sangat jauh untuk mencapai target herd immunity.
Halaman Selanjutnya --> Soal Vaksinasi, Brasil dan India Lebih Sigap
Vaksinasi adalah sebuah pekerjaan besar, apalagi skalanya semasif ini. Seluruh rakyat harus dapat, tentu bukan tantangan yang mudah. Apalagi luas wilayah Indonesia begitu luas dan berpulau-pulau, kondisi geografis akan menjadi tantangan tersendiri.
Namun tetap saja pemerintah Indonesia harus bergerak lebih cepat. Semakin lama Indonesia mewujudkan herd immunity, maka semakin lama kehidupan rakyat 'tersandera' oleh pandemi.
Coba saja tengok negara berkembang lain, misalnya India dan Brasil. Laju vaksinasi anti-virus corona di dua negara itu jauh lebih cepat ketimbang Indonesia.
Di India, total vaksin yang sudah disuntikkan per 14 Februari 2021 mencapai 8,28 juta dosis. Rata-rata vaksinasi adalah 353.276 dosis per hari.
Sementara di Brasil, jumlah vaksin yang disuntikkan per 14 Februari 2021 adalah 5,24 juta dosis. Rata-rata vaksinasi tujuh harian ada di 240.466 dosis per hari.
Oleh karena itu, Indonesia benar-benar perlu mempercepat vaksinasi. Jangan sampai Indonesia benar-benar butuh 10 tahun untuk bebas dari pandemi, seperti ramalan sejumlah pihak.
TIM RISET CNBC INDONESIA