Internasional

Tank Militer Kepung Kota Myanmar, AS Beri Peringatan ke Warga

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
15 February 2021 10:03
Demo tolak kudeta Myanmar. (AP/Eugene Hoshiko)
Foto: Demo tolak kudeta Myanmar. (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas militerĀ Myanmar yang makin intensif melumpuhkan aksi demonstrasi anti kudeta membuat Kedutaan Amerika Serikat (AS) di negara itu sangat khawatir. Oleh karena itu, perwakilan diplomatik yang berada di Yangon ini mengeluarkan beberapa peringatan.

Kedutaan AS mendesak warganya untuk "berlindung di tempat" pada hari Minggu (15/1/2021), mengutip laporan pergerakan militer di ibu kota komersial Yangon yang menyatakan kendaraan lapis baja terlihat di sana untuk pertama kalinya sejak kudeta militer 1 Februari. Selain itu kedutaan juga mengatakan ada "kemungkinan gangguan telekomunikasi dalam semalam antara pukul 1:00 dan 9:00".

Militer di Myanmar dilaporkan mulai mengeluarkan tank menuju kota-kota kantong demonstrasi seperti Yangon,Myitkyina dan Sittwe, Minggu malam waktu setempat. Hal ini dianggap untuk mengantisipasi demonstrasi besar yang berujung pemogokan kerja para pegawai-pegawai pemerintahan dan pelayanan publik lainnya.

Di Myitkyina militer menerjunkan pasukan besar-besaran untuk menindak demonstrasi para pekerja pembangkit listrik. Pekerja pembangkit listrik dikabarkan berunjuk rasa dan menghalau tentara yang mereka asumsikan ingin memutus aliran listrik di pembangkit itu.

Dalam demonstrasi itu, dilaporkan juga bahwa sebuah video memperlihatkan militer menembaki massa untuk membubarkan aksi unjuk rasa ini. Meskipun tidak jelas apakah mereka menggunakan peluru karet atau tajam.

Selain pembangkit listrik, tentara juga dikabarkan mengepung bandara internasional di Yangon pada malam hari. Seorang pilot, yang meminta tak disebutkan namanya, mengatakan militer 'menyerang' karena mogok yang dilakukan ratusan staf di departemen penerbangan sejak Kamis (11/2/2021).

Sejumlah negara meminta militer dan pihak keamanan menahan diri. "Menahan diri dari kekerasan terhadap demonstran dan warga sipil yang memprotes penggulingan pemerintah sah," tegas Eropa Inggris, Kanada dan 11 negara lain dalam sebuah pernyataan.

Dua pekan lalu pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi dikudeta. Ia ditahan militer setelah tentara menuding pemilu yang partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menangkan penuh dengan aksi-aksi kecurangan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditembak di Kepala, Pengunjuk Rasa Myanmar Meninggal Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular