Internasional

Awas Virus Ini Bangkit & Mengganas, 3 Meninggal

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
15 February 2021 07:57
Members of the Saaberie Chishty Burial Society prepare the grave for the burial of a person who died from COVID-19 at the Avalon Cemetery in Lenasia, Johannesburg Saturday Dec. 26, 2020. South Africa’s health minister has announced an “alarming rate of spread” in the country, with more than 14,000 new confirmed coronavirus cases and more than 400 deaths reported Wednesday. It was the largest single-day increase in cases. (AP Photo/Shiraaz Mohamed)
Foto:Ilustrasi Virus Afrika (AP/Shiraaz Mohamed)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Guinea di Afrika Barat menyatakan bahwa Ebola kembali muncul di negara itu pada Minggu (14/2/2021). Setidaknya tiga kematian telah tercatat akibat virus tersebut.

Dilaporkan bahwa para pasien jatuh sakit karena diare, muntah dan pendarahan setelah menghadiri pemakaman di subprefektur Goueke. Saat ini mereka yang masih hidup telah diisolasi di pusat perawatan.

"Menghadapi situasi ini dan sesuai dengan peraturan kesehatan internasional, pemerintah Guinea mengumumkan epidemi Ebola," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Senin (14/2/2021).

Dalam kluster pemakaman itu, jenazah yang dimakamkan merupakan seorang perawat di pusat kesehatan setempat dan meninggal setelah dipindahkan untuk perawatan ke Nzerekore, sebuah kota dekat perbatasan dengan Liberia dan Pantai Gading.

Nzerekore sendiri merupakan salah satu tempat yang dicurigai tempat di mana virus itu pertama kali berada, mengingat lokasinya yang berada di perbatasan.

Memerangi Ebola lagi akan memberikan tekanan tambahan pada pelayanan kesehatan di Guinea karena mereka juga memerangi pandemi Covid-19. Guinea sejauh ini mencatat 14.895 infeksi virus corona dan 84 kematian.

Virus Ebola menyebabkan muntah dan diare parah dan menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh. Virus ini memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi daripada Covid-19.

Tidak seperti virus corona, Ebola tidak ditularkan oleh pembawa asimtomatik (tanpa gejala). Kementerian mengatakan petugas kesehatan sedang mencoba untuk melacak dan mengisolasi kontak kasus Ebola dan akan membuka pusat perawatan di Goueke, yang berjarak kurang dari satu jam berkendara dari Nzerekore.

Sementara itu, dalam kesempatan lainnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyuarakan keprihatinannya mengenai kembalinya Ebola.

"Merupakan keprihatinan yang sangat besar untuk melihat kebangkitan kembali Ebola di Guinea, sebuah negara yang telah sangat menderita karena penyakit tersebut," Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, seperti dikutip dalam sebuah pernyataan.

Mengingat seberapa dekat wabah baru itu ke perbatasan, WHO bekerja dengan otoritas kesehatan di Liberia dan Sierra Leone untuk meningkatkan kapasitas pengawasan dan pengujian, kata pernyataan itu.

Ebola pertama kali muncul pada tahun 1976 di wilayah Sudan Selatan. Virus itu tercatat memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi hingga hampir 90%.

Mengenai vaksin, pengembangan vaksin pertama virus Ebola, rVSV-ZEBOV, telah berhasil dipecahkan pada Desember 2019. Namun sejauh ini vaksin itu baru disuntikkan ke 100 ribu orang.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ebola Bangkit di Afrika, 9 Orang Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular