Elo Banget Nih! Kelas Menengah Mulai Belanja & Kurangi Nabung

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 February 2021 12:20
Bazar Tas Mahal, Tas ini Dijual Harga Jutaan Rupiah
Ilustrasi Penjualan Ritel (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah gempuran berita yang kurang enak di telinga, datang satu kabar yang bikin lega. Sepertinya ada kecenderungan kelas menengah Indonesia mulai berani membelanjakan uangnya, tidak lagi ditabung.

Ini terlihat dari data prospensity to consume yang dirilis Bank Indonesia (BI). Pada Januari 2021, rata-rata porsi pendapatan rumah tangga yang dipakai untuk konsumsi adalah 73,2%. Ini adalah yang tertinggi sejak setidaknya 2012.

Menurut kelompok pengeluaran, kenaikan porsi konsumsi tertinggi terjadi di kelompok pengeluaran Rp 3,1-4 juta per bulan. Dibandingkan Desember 2020, ada kenaikan 5,7 poin persentase.

Namun untuk porsinya, tertinggi adalah di kelompok pengeluaran Rp 2,1-3 juta per bulan. Pada Januari 2021, kelompok ini mengalokasikan 75,1% pendapatannya untuk konsumsi.

Bank Dunia dalam laporan berjudul Aspiring Indonesia-Expanding the Middle Class terbitan September 2019 membagi kelas masyarakat Tanah Air berdasarkan pengeluarannya. Berikut adalah klasifikasi Bank Dunia:

  1. Penduduk miskin, pengeluaran di bawah garis kemiskinan nasional atau sekitar Rp 354.000 per orang per bulan.
  2. Penduduk rentan, pengeluaran Rp 354.000-532.000 per bulan. Kelompok ini tidak miskin tetapi sangat rentan jatuh ke 'jurang' kemiskinan.
  3. Penduduk menuju kelas menengah, pengeluaran Rp 532.000-1,2 juta per bulan. Kelompok ini tidak miskin maupun rentan, tetapi belum mapan secara ekonomi.
  4. Penduduk kelas menengah, pengeluaran Rp 1,2 juta-6 juta per bulan. Kelompok ini sudah mapan secara ekonomi, berisiko rendah untuk menjadi rentan apalagi miskin.
  5. Penduduk kelas atas, pengeluaran di atas Rp 6 juta per bulan. Kelompok ini adalah yang paling makmur di Indonesia.

Mengacu pada pengelompokan Bank Dunia, mereka yang rajin berbelanja pada Januari 2021 adalah para kelas menengah. Kelompok ini adalah motor penggerak konsumsi, soko guru penopang perekonomian nasional.

"Kelas menengah di Indonesia adalah penggerak pertumbuhan ekonomi. Konsumsi kelompok ini tumbuh 12% per tahun sejak 2002 dan saat ini mewakili hampir separuh konsumsi rumah tangga Indonesia," sebut laporan Bank Dunia.

Oleh karena itu, data dari BI menjadi kabar baik. Terlihat bahwa sang 'abang jago' ekonomi Indonesia sudah keluar 'kandang'. Kelas menengah sudah siap untuk kembali jadi pendorong utama perekonomian Tanah Air.

Halaman Selanjutnya >> Kelas Menengah Kurangi Nabung

Seiring dengan peningkatan konsumsi, rumah tangga kini lebih sedikit menabung. Pada Januari 2021, rata-rata porsi pendapatan rumah tangga yang ditabung adalah 15,3%. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 20,8% sekaligus jadi yang terendah sejak setidaknya 2012.

Secara bulanan, penurunan porsi simpanan paling tajam terjadi di kelompok pengeluaran Rp 4,1-5 juta yaitu minus 6,8 poin persentase. Sementara kelompok dengan porsi tabungan terendah adalah dengan pengeluaran Rp 2,1-3 juta yakni 14,6%.

Lagi-lagi, kelompok dengan pengaluaran sebesar itu adalah para kelas menengah ngehe. Saat kelas menengah sudah mulai mengurangi tabungan dan menambah konsumsi, artinya kepercayaan mereka terhadap prospek ekonomi lumayan tinggi.

Bangkitnya kelas menengah adalah modal bagi kebangkitan ekonomi Indonesia. Jika tidak ada kejadian luar biasa, maka sepertinya konsumsi kelas menengah atau terjaga (bahkan terus meningkat) sehingga masa depan ekonomi Indonesia rasanya bakal cerah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Bos BI-OJK-LPS Beberkan 'Obat' Buat Ekonomi RI, Apaan Tuh?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular