
Kelas Menengah Atas Tahan Belanja? Ini Analisis Chatib Basri

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Periode 2013-2014 Chatib Basri memiliki analisis perihal perilaku kelas menengah atas Indonesia yang masih menahan belanja di tengah pandemi Covid-19.
Analisis itu disampaikan Chatib dalam webinar Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia "Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi 2021: Harapan, Tantangan, dan Strategi Kebijakan" yang ditayangkan di kanal Youtube Universitas Indonesia, Rabu (27/1/2021).
"Kelompok menengah atas masih menahan belanjanya. Karena apa? Karena porsi terbesar dari kelompok menengah atas itu adalah entertainment itu adalah housing, itu adalah durable goods, dan orang tidak mungkin beli mobil tiap bulan, orang tidak mungkin beli rumah tiap bulan, porsi makanan itu porsinya hanya 9%," ujar Chatib.
"Yang terbesar dari kelompok menengah atas itu adalah entertainment. Dengan adanya pandemi aktivitas entertainment itu berhenti, leisure itu berhenti. Yang besar juga itu adalah traveling. Ini yang menjelaskan ini bagaimana leisure itu masih rendah. Padahal ini adalah bagian terbesar dari konsumsi kelas menengah atas," lanjutnya.
Oleh karena itu, Chatib menilai konsumsi kelas menengah akan pulih apabila pandemi Covid-19 bisa diselesaikan.
"Karena itu saya mengatakan bahwa fokus kepada kesehatan itu menjadi sesuatu yang sangat penting," katanya.
Chatib pun bicara soal perubahan perilaku kelas menengah di tengah pandemi Covid-19. Hal itu terbukti dari peningkatan penjualan sejumlah barang yang berkaitan dengan hobi.
"Ada kategori jenis barang yang sales-nya naik 40% di atas kondisi normal? Itu barangnya adalah sepeda, ornament plant, ikan cupang, aktivitas yang berhubungan dengan hobi. Karena orang itu harus mengubah aktivitas dari leisure-nya kepada aktivitas yang berhubungan dengan hobi," ujar Chatib.
"Apakah ada pola dari traveling yang meningkat? Ada, orang menghindari pesawat, dia melakukan road trip. Apakah ada hotel yang booming? ada, yang caranya adalah resort atau bungalow. Karena dia menghindari kerumunan sifatnya private. Apakah ada restoran yang doing well? Ada, kalau dia bisa mempersiapkan yang namanya private room. Jadi ada perubahan, the challenging dari consumer behaviour yang terjadi di sini," lanjutnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mereka yang Masih Belanja di Tengah Pandemi Covid-19