Ini Bukti PPKM Hancurkan Ekonomi dan Kasus Covid Tetap Kacau

Bank Indonesia (BI) melaporkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Januari 2021 adaah 84,9. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 96,5.
IKK menggunkaan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, maka konsumen secara umum pesimistis dalam memandang perekonomian, baik saat ini maupun enam bulan yang akan datang.
IKK dibagi menjadi dua sub-indeks besar yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Pada Januari 2021, keduanya turun dibandingkan bulan sebelumnya.
"Pada Januari 2021, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini melemah dari bulan sebelumnya, diindikasi karena diberlakukannya kebijakan PPKM di beberapa wilayah, khususnya Jawa dan Bali, yang berdampak pada kembali menurunnya aktivitas ekonomi dan terbatasnya penghasilan masyarakat. Keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini melemah disebabkan penurunan penghasilan rutin (gaji/upah/honor) maupun omset usaha, yang ditengarai akibat PPKM.
"Keyakinan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja pada Januari 2021 juga tercatat menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Sejalan dengan penurunan keyakinan terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja, keyakinan konsumen untuk melakukan pembelian barang tahan lama pada Januari 2021 juga mengalami penurunan, terutama pada jenis barang elektronik, furnitur, dan perabot rumah tangga," jelas laporan BI.
Namun tujuan dari PPKM yaitu menekan angka pasien positif corona belum tercapai. Per 7 Februari 2021,Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona adalah 1.157.837 orang. Bertambah 10.827 orang (0,94%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Selama masa PPKM yang berlangsung 28 hari, rata-rata penambahan pasien positif adalah 11.779 orang per hari. Naik tajam dibandingkan rata-rata 28 hari sebelumnya yaitu 7.507 orang setiap harinya.
Perkembangan ini tentu harus menjadi pertimbangan pemerintah. Sudah terbukti bahwa PPKM membuat ekonomi terluka. Namun sejauh ini, mengorbankan ekonomi demi mengendalikan wabah masih jauh panggang dari api. Jangan sampai ekonomi dikorbankan sia-sia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)