Ekonomi RI Terburuk Sejak Krismon, Tapi Ada Kabar Baik Lho...

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
05 February 2021 12:46
Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi massal covid-19 di Istora Senayan
Foto: Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi massal covid-19 di Istora Senayan. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Resesi akibat pandemi Covid-19 sudah terjadi. Tiga kuartal berturut-turut kue ekonomi Indonesia menyusut. Tahun 2021 membawa harapan bagi ekonomi Tanah Air ditopang oleh vaksinasi yang sudah mulai berlangsung, kebijakan makroekonomi yang akomodatif dan penguatan harga komoditas.

Namun kecepatan vaksinasi yang jauh lebih lambat dari transmisi atau penularan virus Corona jenis baru (SARS-CoV-2) menjadi ancaman yang serius bagi prospek pemulihan ekonomi RI. 

Sebagai negara dengan populasi yang besar, menggeber vaksinasi Covid-19 terhadap 175 juta orang dalam satu tahun bukan perkara mudah. Apalagi kondisi geografis RI yang luas dan terfragmentasi.

Negara-negara dengan jumlah populasi yang lebih besar dari 50 juta jiwa dan wilayah yang luas memang cenderung lebih lambat dalam melakukan vaksinasi, kecuali bagi mereka yang kaya dan memiliki pendapatan per kapita tinggi dan telah mengamankan sejumlah besar pasokan vaksin Covid-19 yang masih minim seperti AS dan Inggris.

Baik Bank Dunia maupun IMF memproyeksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 4% tahun ini. Lewat instrumen fiskal berupa APBN anggaran belanja pemerintah dipatok sebesar Rp 2.750 triliun untuk tahun ini.

Fokus pemerintah adalah demand creation, alokasi terbesar APBN adalah untuk bantuan sosial, pembangunan infrastruktur dan kesehatan guna penanganan Covid-19 dan vaksinasi. 

Indonesia kini sudah memiliki kendaraan investasi sendiri. Namanya Indonesia Investment Authority (INA) yang merupakan kendaraan investasi RI (souvereign wealth fund/SWF) untuk menggeber pembangunan infrastruktur di dalam negeri dengan basis pembiayaan non-utang,

Adanya SWF dan UU Cipta Kerja yang investor friendly diharapkan bakal menopang sektor konstruksi yang anjlok di tahun 2020. 

Sektor industri kesehatan juga akan tetap tumbuh positif tahun ini karena masih tingginya permintaan terhadap berbagai jenis produk medis seperti APD, obat-obatan, vaksin, jarum suntik hingga multivitamin.

Sektor pertanian juga diharapkan masih bisa tumbuh positif dengan adanya outlook kenaikan harga komoditas serta adanya perbaikan produksi berbagai jenis tanaman pangan dan hortikultura. 

Sekali lagi untuk sektor yang sensitif terhadap mobilitas publik seperti pariwisata, transportasi, perhotelan dan restoran diperkirakan masih belum bisa pulih dengan cepat. Kendati vaksinasi sudah dijalankan tetapi kebijakan pembatasan mobilitas kemungkinan masih diterapkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular