Pengusaha Siap Vaksinasi Mandiri, Ini Vaksin yang Dipakai!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
04 February 2021 18:30
Dokter memperagakan proses vaksinasi saat simulasi pemberian vaksin di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). Pemerintah Kota Depok akan menggelar simulasi pemberian vaksin corona. Pemberian vaksin idealnya sebanyak 60 persen dari jumlah penduduk Kota Depok. Adapun yang hadir bukanlah warga sungguhan yang hendak divaksin. Hanya perwakilan dari Pemkot Depok saja. Terdapat sejumlah tahapan alur yang akan diterapkan Pemerintah Kota Depok dalam pemberian vaksin. Orang yang masuk dalam kriteria mendapat vaksin akan diundang untuk datang ke puskesmas. Nantinya mereka duduk di ruang tunggu dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka kemudian menunggu giliran dipanggil petugas. Setelah itu masuk ke ruangan untuk disuntik vaksin. Orang yang telah divaksin akan diregistrasi petugas guna memantau perkembangannya secara berkala.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha swasta terus bersiap dalam menyambut vaksinasi mandiri. Namun, pelaksanaannya perlu memerhatikan banyak hal, misalnya dalam pemilihan vaksin. Pemerintah memberi indikasi bahwa perlu ada perbedaan antara vaksin untuk vaksinasi gratis dari pemerintah maupun vaksinasi mandiri yang juga gratis oleh perusahaan swasta.

Hingga saat ini, Indonesia menggunakan vaksin Sinovac asal China dalam proses vaksin perdana. Kriteria pemilihan Sinovac karena sudah lulus WHO dan disetujui oleh BPOM, karenanya untuk vaksinasi mandiri harus berbeda. Selain itu vaksin Pfizer, Novavax, AstraZeneca, dan Moderna sudah dipesan pemerintah. 

"Harus dibedakan antara vaksin gratis dengan vaksin mandiri, mungkin betul arahnya ke Sinopharm, Pfizer, Johnson n Johnson, ke arah situ," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/2/21).

Meski mengarah ke beberapa vaksin itu, namun hingga kini belum ada vaksin yang benar-benar menjadi pilihan untuk vaksinasi mandiri karena aturan mainnya masih disusun pemerintah. Proses pemilihan harus melalui pertimbangan yang matang, baik dari segi mutu maupun biayanya.

"Kita meeting juga terakhir dengan Pemerintah dua hari lalu, terkait regulasi sedang dibuat, dipercepat, diharapkan Februari selesai, dan vaksinasi masuk, sehingga harapannya Maret sudah mulai jalan," jelasnya.

Demi menyambut program ini, Rosan mengklaim sudah banyak perusahaan yang berminat untuk ikut serta, baik dari perusahaan besar hingga usaha mikro kecil dan menengah, bahkan ada juga perusahaan yang ingin memberi vaksin bagi warga sekitar pabrik atau perusahaan. Namun, dalam pelaksanaannya perlu ada satu hal yang menjadi perhatian.

"Pemerintah sampaikan yang penting penerima vaksin itu tidak membayar atau gratis, itu yang penting. Mau diberi perusahaan itu nggak masalah, asal penerimanya tetap gratis. Termasuk masyarakat sekitar perusahaan boleh aja asal gratis dibayar perusahaannya," kata Rosan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Iri! Ada Loh Vaksin Covid-19 Gratis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular