Arab Setop Umroh, Begini Nasib Miris Agen Travel di RI

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
04 February 2021 15:43
In this Monday, Feb. 24, 2020, photo, Muslim pilgrims circumambulate around the Kaaba, the cubic building at the Grand Mosque, during the minor pilgrimage, known as Umrah in the Muslim holy city of Mecca, Saudi Arabia. Saudi Arabia on Thursday, Feb. 27, 2020, halted forei to the holiest sites in Islam over fears about a new viral epidemic just months ahead of the annual hajj pilgrimage. (AP Photo/Amr Nabil)
Foto: Umat Muslim mengelilingi Ka'bah, saat menjalani ibadah Umrah, di kota suci Muslim di Mekah, Arab Saudi, Senin, 24 Februari 2020. (Foto AP / Amr Nabil)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelenggara umroh atau agen travel harus berpikir keras untuk tetap bisa hidup di tengah ketidakpastian usaha, setelah Pemerintah Arab Saudi menetapkan larangan bagi WNI mulai 3 Februari 2021 sehingga berdampak pada umroh.

Arab Saudi resmi melarang warga negara dari 20 negara untuk masuk ke Negeri Petro Dolar untuk menekan angka penyebaran virus corona baru penyebab Covid-19. Larangan ini berlaku sejak Rabu (3/2/2021).

"Kita membangun diversifikasi usaha, potensi karyawan dengan aset yang dimiliki bisa melakukan usaha-usaha lain yang bisa jadi masukan dari usaha anggota Amphuri (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia)," Ketua Umum Amphuri, Firman M. Nur kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/2/21).

Uniknya, pengusaha coba menjalankan bidang yang jauh dari travel seperti haji dan umroh, maupun jasa oleh-oleh dari Saudi Arabia, yakni mulai dari kebutuhan pokok hingga otomotif. Caranya dengan membangun jaringan internal dengan sesama anggota Amphuri atau penyelenggara haji dan umroh.

"Misalnya anggota kami di Surabaya spesialis di beras, kan bisa jadi distributor beras untuk di kota lain atau buah-buahan dan sebagainya, misalnya restoran dengan jaringan yang lebih luas," sebut Firman.

Hal itu mulai jalan ketika karyawan dari anggota ada yang memiliki keahlian khusus seperti barista, sehingga bisa membangun kafe. Selain dari internal, pihak swasta lainnya juga coba ikut serta. Teranyar, penyelenggara haji dan umroh mencoba masuk ke dalam dunia otomotif.

"Besok kita diajarkan pertemuan dengan petinggi Yamaha, bagaimana kita buka bengkel jadi dealer dan sebagainya, supaya Asosiasi punya kewajiban moral jangan sampai anggota kita memecat karyawannya," katanya.

Firman pun menjelaskan melakukan langkah-langkah tersebut, tujuannya demi menyelamatkan karyawan terdampak.

"Ini masalah ekonomi keumatan, jadi haji umroh usaha di Indo yang dikhususkan berdasar Undang-Undang hanya milik WNI dan Muslim. Tidak ada usaha lain yang dispesifikasikan gitu, jadi penting sekali tentang keumatan, berpikir dengan kelangsungan usaha umat," sebutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Gembira dari Raja Arab, Pebisnis Umroh Komentar Begini!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular