Viral! Aksi Peternak Buang-Buang Telur, Ternyata Ini Sebabnya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
01 February 2021 16:08
Peternak memanen telur ayam di peternakan kawasan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/2/2020). Pemerintah resmi menaikkan harga acuan daging dan telur ayam ras untuk mengimbangi penyesuaian tingkat harga di pasar yakni harga telur ayam di tingkat peternak dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp20 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp21 ribu per kg sedangkan daging ayam ras dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp19 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp20 ribu per kg. Lukman 45 tahun Peternak  mengatakan kenaikan harga tersebut sebagai hal yang positif. Sebab, bila tidak hal itu tentu dirasakan merugikan. Pasalnya, saat ini nilai tukar dolar terhadap rupiah tengah menguat dan mempengaruhi berbagai hal, termasuk biaya transportasi.
 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Telur Ayam (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga telur ayam di pasaran anjlok parah dalam beberapa waktu terakhir. Peternak yang sudah tidak kuat menahan kerugian sampai ada yang melampiaskan kekesalan dengan membuang ratusan telur ke selokan, kejadian itu pun akhirnya viral di media sosial.

Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional, Musbar Mesdi mengungkapkan kejadian itu akibat serapan masyarakat yang tidak besar, sementara harga pakan juga melonjak. Alhasil, produksi tidak tersalur lancar sementara beban bertambah.

"Makanya kemarin ada aksi tanggal 22-24 Januari aksi buang telur, toh harga pakan naik sampe 7 ribu/Kg. Harga pakan ternak normalnya berada di kisaran 5 ribu/Kg." kata Musbar kepada CNBC Indonesia, Senin (1/2/21).

Kenaikan harga itu tidak berimbang dengan anjloknya harga telur, saat ini harga dari peternak ke pedagang berada di kisaran Rp 16-17 ribu/Kg, padahal harga pokok produksi (HPP) sudah naik akibat kenaikan harga pakan, yakni berada di kisaran Rp 21.650/Kg. Alhasil biaya produksi dan jual sudah tidak sebanding sehingga yang didapat bukan keuntungan, melainkan kerugian.

"Harga pakan naik, telur nggak ada diserap pasar karena pedagang nggak ambil, peternak pusing liat stok telur, sekarang ayam perlu makan, perlu bayar makan pake apa? peternak udah kolaps, pabrik pakan minta kontan nggak ada kredit, kalau harga 16 ribu tapi serapan masyarakat tinggi sih nggak masalah," katanya.

Penurunan serapan sejalan dengan program bantuan sosial yang tidak lagi menggunakan kebutuhan pokok kepada masyarakat. Ketika itu, serapan dari bansos akan kebutuhan telur besar dan terjamin, kini lain cerita. Selain itu, makin parah dengan daya beli masyarakat yang juga menurun.

"PPKM membatasi kegiatan lebih ketat dari PSBB, angka kasus Covid juga belasan ribu membuat Ibu-Ibu trauma belanja, juga sesuai kebut karena income mereka menurun akibat kegiatan ekonomi seperti ini," sebut Musbar.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara Bentangkan Poster ke Jokowi, Peternak Masuk Istana!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular