Fakta-fakta GeNose yang Jadi Syarat Traveling di RI

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
27 January 2021 11:10
GeNose C19 adalah alat pendeteksi COVID-19 besutan para ahli Universitas Gadjah Mada. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - GeNose sudah dipakai di beberapa stasiun kereta api. Untuk penggunaan tahap pertama ini, persetujuan sudah diberikan oleh tim Satgas Penanganan Covid - 19 dan Kementerian Perhubungan.

Sehingga jika ingin bepergian dengan kereta api di wilayah Jawa dan Sumatera, penumpang bisa menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 dari GeNose sebagai alternatif. Namun penggunaan di terminal bus, masih bersifat penerapan tes secara acak dan tidak ada mandatori.

Alat ini diperuntukkan melakukan deteksi dini atau skrining kondisi seseorang yang terkena Covid-19. Meski demikian penggunaan GeNose sendiri tidak semerta-merta menggantikan tes rapid antigen, atau PCR.

Karena ketika hasil tes dinyatakan negatif maka bisa diindikasikan seseorang tidak mengidap Covid-19. Tapi ketika penumpang dinyatakan positif oleh alat itu, maka selanjutnya diberikan rujukan untuk melakukan konfirmasi dengan tes PCR.

Berikut fakta-fakta soal alat ini:

1.Dibuat UGM

Alat ini dibuat oleh tim ahli UGM. Sebelumnya, uji validitas telah dilakukan dengan menggunakan 600 sample di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta.

2. Bagaimana Cara Kerjanya?

Alat ini mengidentifikasi virus corona dengan mendeteksi volatile organic compound (VOC). VOC terbentuk lantaran adanya infeksi yang keluar Bersama nafas.

Nantinya orang yang diperiksa menggunakan GeNose terlebih dahulu diminta menghembuskan nafas ke kantung khusus. Lalu kantung itu akan dihubungkan dengan alat GeNose untuk dianalisis.

Sensor dalam tabung itu bekerja untuk mendeteksi VOC. Kemudian data yang diperoleh akan diolah dengan kecerdasan buatan.

3. Seberapa Akurat

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengklaim GeNose merupakan alat pendeteksi Covid-19 yang efektif. Sensitivitasalat itu mencapai 92% dan spesifitas 95%.

Menurutnya, karena Genose tidak menjadi alat untuk diagnosa. Tapi akan menjadi alat screening seperti rapid test.

"Bedanya kalau rapid test antibodi diambil darah, rapid test antigen mengambil swab, kalau ini GeNose memakai embusan napas kita, tapi dasarnya adalah rapid test," katanya.

Halaman 2>>

4. Harga

Harga mesin atau alat GeNose dibanderol Rp 62 juta. Sedangkan alat penghubung sekali pakai (kantong) untuk pengetesan GeNose hanya Rp 20 ribu. Alat ini terdiri dari kanton plastic, hepa filter, adaptor pipe, plug dan selang PU sepanjang 15 meter.

Untuk melakukan pengetesan, penumpang tidak perlu merogoh kocek yang dalam. Hanya berkisar Rp 15-20 ribu untuk sekali test.

5.Izin Edar dan Penggunaan di Transportasi Umum

GeNose sudah mengantongi izin edar dari pemerintah 24 Desember 2020 lali. UGM siap memproduksi hingga 5.000 unit pada Februari 2021.

Penggunaan GeNose, ini juga sudah diatur oleh Kementerian Perhubungan dengan menerbitkan empat surat edaran untuk perjalanan transportasi darat, laut, udara, dan perkereta apian. Sebagai salah satu syarat untuk bepergian dengan kereta api.

Tertulis bahwa kereta api wajib menunjukan surat keterangan hasil pemeriksaan GeNose atau rapid antigen atau PCR yang sampelnya diambil dalam kurun 3x24 jam. Sebelum jam keberangkatan untuk perjalanan kereta api antar kota di pulau Jawa dan Sumatera.

Sementara untuk moda transportasi darat diatur mengenai penerapan tes secara acak, menggunakan rapid test antigen atau GeNose pada angkutan sungai, danau, penyeberangan, kendaraan bermotor umum. Meliputi angkutan antar lintas batas negara, antarkota, antarprovinsi, antar kota dalam provinsi, antar jemput antar provinsi, dan pariwisata.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular