Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah lebih dari setahun, pandemi virus corona (Covid-19) belum juga reda. Beberapa negara yang awalnya dapat menangani gelombang virus SARS-CoV-2 ini harus menelan pil pahit, pasalnya mutasi baru virus ini berhasil menerobos pertahanan mereka.
Berikut beberapa negara yang mengalami kebangkitan corona, dilansir dari berbagai sumber:
China
China kembali dihantam gelombang kedua pandemi virus corona (Covid-19). Dengan keadaan mendesak, otoritas Negeri Tirai Bambu bahkan harus membangun kembali rumah sakit darurat Covid-19.
Pemerintah China kini membangun RS darurat Covid-19 di pinggiran Kota Shijiazhuang. Laporan AFP menuliskan ribuan kamar prefabrikasi memenuhi lapangan luas saat kru konstruksi bekerja untuk membangun fasilitas karantina besar tersebut.
Pemandangan di luar Shijiazhuang, mengingatkan upaya Beijing pada awal tahun lalu dalam membangun rumah sakit lapangan darurat di Kota Wuhan hanya dalam beberapa hari. Kota Wuhan sendiri merupakan tempat SARS-CoV-2 pertama kali muncul.
Pekerjaan ini dimulai pada 13 Januari saat beberapa kota di China utara memberlakukan lockdown dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan lebih dari 20.000 penduduk desa di sekitar provinsi Hebei telah dikirim ke karantina di fasilitas terpusat. Sementara itu, jutaan penduduk setempat telah beberapa kali dites virus.
Pejabat senior kesehatan nasional Wang Bin mengatakan China sangat waspada terhadap gelombang kasus potensial yang dipicu oleh liburan Tahun Baru Imlek mendatang, yang diperkirakan akan "menimbulkan tantangan besar" untuk pencegahan virus.
Perayaan Tahun Baru Imlek sendiri berarti jutaan penduduk kota akan melakukan perjalanan ke kota asal mereka untuk merayakannya. China memang telah mengendalikan virus, bahkan ketika seluruh dunia berjuang dengan kasus kematian yang kian meningkat dan rumah sakit yang terbebani.
Tetapi serentetan wabah kecil yang terlokalisasi telah mendorong pejabat China untuk memerintahkan pengujian massal, penguncian yang ketat, dan untuk bersiap memindahkan desa-desa penuh ke fasilitas karantina untuk menekan penyebaran virus.
China kini tercatat memiliki 89.115 kasus positif, dengan 4.635 kasus kematian, dan 82.631 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.
Halaman 2>>>
Selandia Baru
Setelah lebih dari dua bulan bebas corona, Selandia Baru mengkonfirmasi kasus lagi. Bahkan, dalam laporan otoritas setempat, negeri itu mengkonfirmasi masuknya mutasi corona dari Afrika Selatan (Afsel).
Seorang wanita berusia 56 tahun yang baru saja kembali dari Eropa, dinyatakan positif pada Sabtu (23/1/2021). Padahal ia baru saja 10 hari menyelesaikan wajib isolasi dua minggu.
Menteri Kesehatan Selandia Baru Christopher John Hipkins mengatakan ada kemungkinan ia mendapatkan virus saat karantina hotel. Seorang pria berusia sama terinfeksi sebelum perempuan tersebut dan terkonfirmasi positif dua hari sang wanita meninggalkan hotel.
"Jenis infeksi adalah varian Afsel, sumber infeksi sangat mungkin dari sesama (orang) yang kembali (dari perjalanan yang sama)," tegas Hipkins pada Senin (25/1/2021), dikutip dari AFP.
Sementara itu, dua orang yang dekat dengan wanita tersebut, termasuk suaminya dinyatakan negatif. Wanita itu sendiri merasakan gejala nyeri otot tapi tidak disertai dengan sesak nafas.
Sebelumnya Selandia Baru telah dipuji secara luas atas penanganan pandemi. Di mana hanya ada 25 kematian dari 1.927 kasus virus yang dikonfirmasi dari populasi lima juta jiwa.
Varian Afsel dikenal sebagai varian 501Y.V2. Ahli menyebut mutan ini 50% lebih menular dan telah terdeteksi di setidaknya 20 negara. Di Afsel ada banyak kelompok muda yang terinfeksi. Gejala disebut lebih parah.
Taiwan
Taiwan kini berusaha mengkarantina lebih dari 5.000 orang. Melansir Reuters, ini setelah muncul beberapa kasus positif Covid-19 pada sebuah rumah sakit di Formosa.
Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung menyebutkan sekitar 1.300 orang sudah dikarantina. Mereka yang sempat memiliki kontak erat dengan pasien positif corona di Taiwan, wajib karantina mandiri di rumah selama 14 hari.
Pemerintah juga telah menguji semua orang yang telah dikarantina sebelumnya. Pemerintah juga telah mengumumkan kasus baru di antara mereka setelah dikonfirmasi.
Sebelumnya sebanyak 15 orang dikatakan positif corona setelah berada di sebuah rumah sakit di Kota Taoyuan. Jumlah pasien positif yang cukup banyak dibandingkan dengan wilayah lain, membuat Pemerintah Taiwan khawatir.
Akibatnya, Pemerintah Taiwan membatalkan banyak acara berskala besar terkait dengan Tahun Baru Imlek. Pemerintah Taiwan sendiri memiliki sistem yang baik untuk melacak mereka yang telah melakukan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi dan jaringan pemantauan elektronik untuk memastikan mereka yang berada dikarantina tetap di rumah.
Taiwan sebenarnya telah mengendalikan pandemi dengan baik berkat pencegahan dini dan efektif. Di mana sebagian besar dari kasus infeksi berasal dari luar, sebanyak 890 kasus.
Terlepas dari infeksi baru, Taiwan hanya memiliki 95 kasus aktif yang dirawat di rumah sakit. Pihak pemerintah selalu mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan rincian setiap ada kasus infeksi baru.