Jakarta, CNBC Indonesia - 'Kado' China membuat panas Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Kado yang dimaksud bukan dalam arti sebenarnya, melainkan serangan sanksi ke sejumlah warga AS, mantan pejabat Donald Trump, di hari pelantikan Biden.
Mengutip CNBC International, pemerintah China memberikan sanksi ke 28 orang kepercayaan Trump sewaktu ia menjabat. Diantaranya mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, mantan Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien dan mantan Penasihat Perdagangan Peter Navarro.
"Selama beberapa tahun terakhir beberapa politisi anti-China di AS, karena kepentingan politik mereka yang egois dan prasangka serta kebencian terhadap China dan tidak menunjukkan perhatian pada kepentingan rakyat China," tulis Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan dikutip Jumat (22/1/2021).
"Mereka melaksanakan sebuah serangkaian gerakan gila yang telah sangat mengganggu urusan dalam negeri China. Merusak kepentingan China. Menyinggung rakyat China dan sangat mengganggu hubungan China-AS."
"China telah memutuskan untuk memberikan sanksi kepada 28 orang yang telah secara serius melanggar kedaulatan China dan yang terutama bertanggung jawab atas tindakan AS semacam itu pada masalah terkait China."
Tak hanya tiga figur itu, sosok penting lainnya juga dikenai sanksi. Seperti mantan penasihat keamanan nasional John Bolton dan mantan penasihat Trump, Steve Bannon, juga dikenai sanksi.
"Orang-orang ini dan anggota keluarga dekat mereka dilarang memasuki daratan, Hong Kong, dan Macau, China. Mereka dan perusahaan serta institusi yang terkait dengan mereka juga dilarang berbisnis dengan China," tulis Kemenlu China lagi.
Halaman 2>>
Hal ini membuat kecaman dari pemerintah Biden. Emily Horne, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Biden, mengatakan sanksi yang diberikan China terhadap Pompeo, terutama, tidak produktif dan sinis.
"Menerapkan sanksi ini pada Hari Pelantikan tampaknya merupakan upaya untuk memainkan perpecahan partisan," kata Horne dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
"Warga Amerika dari kedua belah pihak harus mengkritik langkah yang tidak produktif dan sinis ini. Presiden Biden berharap dapat bekerja dengan para pemimpin di kedua belah pihak untuk memposisikan Amerika untuk mengalahkan China."
Sementara itu, China menanggapinya kecaman pemerintahan Biden dan menyerukan hubungan yang lebih baik antara kedua negara. Negeri Xi Jinping bahkan mengutip kalimat pidato pelantikan Biden.
"Saya yakin jika kedua negara bekerja sama, malaikat ... dapat mengalahkan kekuatan jahat," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengutip Biden.
Halaman 3>>>
Sementara itu, hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia, AS dan China, di bawah Biden diperkirakan sama. AS akan menghukum China atas sejumlah tuduhan, seperti "pencurian kekayaan intelektual dan praktik perdagangan yang tidak adi"l.
Biden mengatakan kepada New York Times bulan lalu bahwa dia tidak akan segera melakukan tindakan apa pun terhadap tarif Trump atas impor China senilai US$ 350 miliar.
Calon Menteri Keuangan Yellen juga mengatakan AS akan berusaha memperkuat ekonominya sendiri dengan berinvestasi dalam infrastruktur dan penelitian dan pengembangan, seperti yang akan segera diusulkan Biden.
Calon Biden untuk menjabat sebagai direktur intelijen nasional menyuarakan catatan yang sama.
Avril Haines mengatakan selama sidang konfirmasi di depan Komite Intelijen Senat bahwa dia ingin menggunakan intelijen untuk lebih mendukung upaya untuk melawan tindakan tidak adil, ilegal, agresif dan koersif China, serta pelanggaran hak asasi manusia.