KNKT: Sriwijaya Air SJ182 Tidak Meledak Sebelum Membentur Air

News - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
12 January 2021 13:27
Tim Sar membawa temuan sebagian pesawat dari air selama operasi pencarian jet penumpang Sriwijaya Air yang jatuh ke laut dekat Jakarta, Indonesia, Minggu, 10 Januari 2021. Foto: CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Komite Nasional Keselamatan Transportasi melaporkan hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan tipe pesawat Boeing 737-500. Hasil temuan KNKT menduga, mesin pesawat masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air.

Ketua KNKT Soerjanto mengatakan KNKT telah mengumpulkan data dari radar (ADS-B) dari Perum LPPNPI (Airnav Indonesia). Data tersebut tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut.

Kemudian pada pukul 14.40 WIB, pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, tercatat pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.

"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki mengindikasikan sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," jelas Soerjanto dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (12/1/2021).

Kemudian, berdasarkan data di lapangan yang didapatkan langsung oleh KNKT dari KRI Rigel, terdapat sebaran wreckage yang memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang pada kisaran 300-400 meter. "Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," kata Soerjanto melanjutkan.

Temuan bagian pesawat yang telah dikumpulkan oleh Basarnas salah satunya adalah bagian mesin yaitu turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.

Kerusakan pada fan blade tersebut, kata Soerjanto menunjukkan kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki.

Upaya pencarian black box berupa Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) telah menangkap sinyal dari Locator Beacon.

"Dari sinyal yang diperoleh sudah dilakukan pengukuran dengan triangulasi dan telah ditentukan perkiraan lokasi seluas 90 meter persegi. Sejak pagi hari tanggal 11 Januari 2021, tim penyelam sudah mencari di lokasi yangs udah diperkirakan. Sampai dengan sore hari, black box belum ditemukan dan pencarian masih dilakukan," tutur Soerjanto.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Detik-detik Boeing 737 China Eastern Airlines Jatuh di Gunung


(dob/dob)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading