Pantas Jokowi Murka: Subsidi Pupuk Naik, Tapi Produksi Jeblok

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 January 2021 14:53
Pekerja beraktivitas di Rumah Produksi Tahu di kawasan Jakarta, Senin (4/1/2021). Produksi tahu di lokasi ini kembali dilanjutkan setelah beberapa hari belakangan mogok akibat naiknya harga kedelai yang mencapai Rp9.200 per kilogram dari harga normal Rp72.00 per kilogram. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja beraktivitas di Rumah Produksi Tahu di kawasan Jakarta, Senin (4/1/2021). Produksi tahu di lokasi ini kembali dilanjutkan setelah beberapa hari belakangan mogok akibat naiknya harga kedelai yang mencapai Rp9.200 per kilogram dari harga normal Rp72.00 per kilogram. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Selama 2015-2019, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan rata-rata produksi padi per tahun adalah 69,94 juta ton. Laju pertumbuhan per tahunnya adalah -4,18%. Pantas Jokowi gusar, wong subsidi pupuk bertambah tetapi produksi malah turun...

Kemudian kedelai. Mengutip data ASEAN Food Security Information System (AFSIS), rata-rata produksi kedelai Indonesia pada 2015-2019 adalah 747.860 ton. Turun dibandingkan rerata lima tahun sebelumnya yaitu 867.260 ton.

Sepanjang 2015-2019, rata-rata pertumbuhan produksi kedelai nasional adalah -5,15% per tahun. Lagi-lagi turun. Padahal lima tahun sebelumnya produksi naik rata-rata 0,18% per tahun.

Lalu jagung. Data AFSIS menyebutkan rerata produksi jagung nasional selama 2015-2019 adalah 25,13 juta ton per tahun. Rerata pertumbuhan produksi ada di 5,88% setiap tahunnya.

Angka-angka ini membaik dibandingkan lima tahun sebelumnya. Pada 2010-2014, rata-rata produksi jagung Tanah Air adalah 18,57 juta ton per tahun. Sementara rerata pertumbuhan produksi adalah 1,66% per tahun.

Dari tiga komoditas pangan utama itu, dua mencatatkan pencapaian yang lebih buruk dan hanya satu yang membaik. Tentu Jokowi tidak akan senang dengan ini, dan sangat wajar jika menuntut ada perbaikan.

(aji/aji)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular