SBY Sebut Utang di Era Jokowi Tinggi & Tidak Aman, Cek Nih!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 January 2021 13:41
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Akan tetapi, SBY menggarisbawahi bahwa masalah utang bukan hanya aman atau tidak aman, yang dilihat dari rasionya terhadap PDB. Hal yang juga penting adalah bagaimana membayar utang itu, apakah bakal membatasi kemampuan pemerintah dalam bidang lain?

"Betapa beratnya ekonomi kita jika misalnya 40% lebih belanja negara harus dikeluarkan untuk membayar cicilan dan bunga utang. Jadi, jangan hanya berlindung pada persentase debt-to-GDP ratio yang dianggap masih aman dan diperbolehkan undang-undang. Bukan di situ persoalannya," tegas SBY.

Bagaimana situasi utang pemerintah pada era pemerintahan SBY dan Joko Widodo (Jokowi)? Apakah memang utang pemerintah sudah kebablasan?

Dari sisi pertumbuhan, rata-rata utang pemerintah pada masa pemerintahan Jokowi periode pertama (2015-2019) naik 12,96% per tahun. Sedangkan rata-rata pertumbuhan utang pada masa pemerintahan SBY periode kedua (2010-2014) adalah 10,51% per tahun dan pada periode pertama (2005-2009) hanya 4,38% per tahun.

SBY menyinggung soal pembayaran bunga utang yang membuat manuver APBN menjadi terbatas. Apakah pada masa pemerintahan Jokowi pos ini semakin meningkat?

Selama 2015-2019, rata-rata rasio pembayaran bunga utang terhadap belanja negara secara keseluruhan adalah 10,56% per tahun. Sedangkan pada 2010-2014 adalah 7,36% dan 2005-2009 ada di 10,83%. Rasio pembayaran bunga utang pada era Jokowi lebih tinggi ketimbang SBY periode kedua, tetapi lebih rendah ketimbang pemerintahan SBY jilid I.

HALAMAN SELANJUTNYA >> Tekan Utang, Pajak adalah Kunci!

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular